Minggu, 03 April 2022

☺MOTIVATOR ISLAM☺



1. "Sesulit apapun masalah yang kita hadapi saat ini, ia bukan sesuatu yang harus dihindari, tetapi harus diselesaikan."

2. "Hubungkan semua urusan hanya pada Allah agar semua yang susah menjadi mudah; semua urusan berkah, berkah, berkah."

3. "Janganlah kau tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu. Tetapi tuntutlah dirimu sendiri karena engkau telah menunda adabmu kepada Allah." -Ibnu Atha’illah.

4. "Dunia ini ibarat bayangan. Kalau kau berusaha menangkapnya, ia akan lari. Tapi kalau kau membelakanginya, ia tak punya pilihan selain mengikutimu." -Ibnu Qayyim Al Jauziyyah.

5. "Kekayaan bukanlah dengan banyaknya harta, namun kekayaan adalah hati yang selalu merasa cukup."

6. "Jangan mati-matian menghias diri untuk menjadi sesempurna mungkin. Padahal yang kamu harus selalu jaga dan perbaiki adalah kualitas diri bukan kualitas fisik."

7. "Untuk mendapatkan apa yang diinginkan, kau harus bersabar dengan apa yang kau benci." -Imam Ghazali.

8. "Kesabaran itu ada dua macam: sabar atas sesuatu yang tidak kau ingin dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kau ingini." – Ali bin Abi Thalib.

9. "Dari mana datangnya inspirasi, dari visi turun ke kerja keras tanpa henti. Tak sedikit orang bervisi, tapi segelintir yang mampu menggerakkan banyak pribadi." - Najwa Shihab.

10. "Saat kita masih diberi kesempatan bangun di pagi hari, itu berarti Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk melakukan pekerjaan yang harus kita lakukan."

11. "Mengapa lelah? Sementara Allah selalu menyemangati dengan hayya ‘alash shalaah & hayya ‘alal falaah; bahwa jarak kemenangan hanya berkisar antara kening dan sajadah."

12. "Kesabaran itu ada dua macam: sabar atas sesuatu yang tidak kau ingin dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kau ingini." –Ali bin Abi Thalib.

13. "Dunia ini hanya memiliki tiga hari: Hari kemarin, ia telah pergi bersama dengan semua yang menyertainya. Hari esok, kamu mungkin tak akan pernah menemuinya. Hari ini, itulah yang kamu miliki, maka beramallah di hari ini." –Hasan al Bashri.

14. "Hidup adalah sebuah perjalanan, yakni perjalanan dari Allah yang kemudian kembali lagi kepada Allah."

15. "Kehidupan itu cuma dua hari. Satu hari berpihak kepadamu dan satu hari melawanmu. Maka pada saat ia berpihak kepadamu, jangan bangga dan gegabah; dan pada saat ia melawanmu bersabarlah. Karena keduanya adalah ujian bagimu." –Ali bin Abi Thalib.

16. "Apa yang ada di dunia ini tidak lain hanyalah mimpi yang dialami oleh orang yang sedang tidur? Dia merasakan kesenangan di dalamnya selama beberapa saat, dan kemudian terbangun untuk menghadapi kenyataan." –Hasan Al-Bashri.

17. "Dunia ini penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir."

18. "Yang paling besar di bumi ini bukan gunung dan lautan, melainkan hawa nafsu yang jika gagal dikendalikan, maka kita akan menjadi penghuni neraka." -Abu Hamid Al Ghazali.

19. "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah selalu bersama kita."- QS. At-Taubah 40

20. "Ketika terbukti salah, orang bijak akan memperbaiki dirinya sendiri dan orang yang bodoh akan terus berdebat." –Ali bin Abi Thalib

Kata-kata motivasi kerja bikin semangat.



21. "Kerja itu sebuah kenikmatan yang tiada terkira rasanya. Tapi banyak orang yang malas bekerja karena dirinya tidak mau merasakan kenikmatan tersebut."

22. "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah selalu bersama kita." - QS. At-Taubah: 40.

23. "Siapa pun yang bekerja untuk menghindarkan dirinya dari meminta-minta, maka ia berada di jalan yang diridai oleh Allah."

24. "Jadikan pagi hari sebagai puncak semangat kerjamu. Malam hari sebagai puncak dari doa-doamu."

25. "Jalan untuk mendapatkan kesuksesan memang banyak. Namun untuk mendapatkan harta yang berkah kamu perlu racikan khusus untuk itu yakni doa dan kerja keras."

26. "Kami telah membuat waktu siang untuk mengusahakan kehidupan (bekerja)." - QS. An-Naba: 11.

27. "Apabila niat bekerjamu hanya mencari kemewahan dunia, hatimu tidak mungkin merasakan ketentraman hidup."

28. "Sebaik-baik pekerjaan ialah usahanya seseorang pekerja apabila ia berbuat sebaik-baiknya (profesional)." -HR. Ahmad.

29. "Menjual kayu bakar lebih baik daripada mengemis." - HR. Bukhari.

30. "Jika benar kalian bertawakal pada Allah, Ia akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung yang pergi dalam keadaan lapar dan pulang dengan perut kenyang." - HR. Tirmidzi.

31. "Keadaan yang paling aku senangi setelah berjihad di jalan Allah adalah maut datang menjemputku ketika aku sedang mencari karunia Allah (bekerja)." - HR. Sa’id bin Manshur.

32. "Jangan berduka, apa pun yang hilang darimu akan kembali lagi dalam wujud lain." - Jalaludin Rumi.

33. "Jangan pernah mengeluh karena lelah. Lelahnya seorang muslim merupakan kafarat penebus untuk dosa-dosa."

34. "Allah akan mencukupi orang yang bertawakal." QS. At-Thalaq: 3.

35. "Setiap napas baru yang Allah izinkan untuk kamu ambil bukan hanya berkah, tetapi juga tanggung jawab."

Kata-kata motivasi Islam melegakan hati.



36. "Orang berilmu pengetahuan ibarat gula yang mengundang banyak semut. Dia menjadi cahaya bagi diri dan sekelilingnya." -Abdullah Gymnastiar.

37. "Jangan melibatkan hatimu dalam kesedihan atas masa lalu atau kamu tidak akan siap untuk apa yang akan datang." –Ali bin Abi Thalib.

38. "Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." –Q.S At-Talaq: 4.

39. "Tidak ada yang bisa membawakanmu kebahagiaan sejati selain Allah."

40. “Kadang-kadang Allah menginginkan tingkat Jannah (surga) tertentu untuk seseorang; dan ketika perbuatan baik mereka sendiri tidak bisa mendapatkannya di sana, ia memberi mereka kesulitan."

41. "Yang terbaik dari orang berdosa adalah mereka yang bertobat."- Nabi Muhammad SAW

42. "Ketika kamu memperlakukan orang dengan baik, orang-orang yang sama itu mungkin tidak memperlakukanmu dengan cara yang sama. Tetapi jika kamu memperhatikan, kamu akan melihat bahwa Allah telah mengirim orang lain yang memperlakukanmu dengan lebih baik." -Omar Suleiman.

43. “Allah tidak bermaksud membuat kesulitan untukmu, tetapi Dia bermaksud untuk menyucikanmu dan melengkapi kebaikan-Nya agar kamu bersyukur.” -Alquran 5: 6.

44. "Jangan mendurhakai Allah demi orang yang kamu cintai karena hati orang yang kamu cintai ada dalam kendali Dia yang kamu langgar."

45. "Isi hatimu dengan iman dan itu akan menjadi tempat paling damai di bumi."

46. "Berusaha keras untuk menghilangkan rasa sakit orang lain adalah esensi sejati dari kemurahan hati." -Abu Bakar.

47. "Orang yang paling penyayang adalah orang yang memaafkan ketika dia bisa membalas dendam." -Imam Husain.

48. "Seseorang dapat menghancurkan hatimu dan merusak harga dirimu, tetapi jangan pernah memberi mereka kekuatan untuk menghancurkan Imanmu." -Umar Ibn Al-Khattab.

49. "Sebelum tidur setiap malam, maafkan semua orang dan tidur dengan hati yang bersih."

50. "Ketika hal-hal terlalu sulit untuk ditangani, mundurlah dan hitung berkat-berkat yang telah kamu peroleh.

📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖

Kumpulan Kata Mutiara Salaf Edisi 001

KUMPULAN KATA MUTIARA SALAF

Al-Ashma'i mengatakan : "Barang siapa tidak mau (bersabar) menanggung kehinaan menuntut ilmu meskipun hanya sesaat, maka dia akan tetap berada dalam hinanya kebodohan untuk selama-lamanya." 
- Thobaqotus Syafi'iyyah hal.149
__________

Sufyan bin Uyainah mengatakan:
"Orang yang berakal bukanlah orang yang mengetahui kebaikan dan keburukan. Tiada lain orang yang berakal adalah seseorang yang apabila melihat kebaikan, ia pun mengikutinya. Dan apabila melihat keburukan, ia pun menjauhinya."
- Hilyatul Auliya karya Abu Nuaim (8/339) & Syuabul Iman karya Al Baihaqi (4664).

__________

Nasihat Al-Imam  Hasan Al-Bashri rahimahullah

Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasihati kalian, bukan berarti aku orang yang terbaik diantara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian.Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku.Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya. 

Andaikata seorang muslim tidak memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasihat. 

Akan menjadi sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan ALLAH ‘Azza wa Jalla, tidak ada yang mengajak untuk mentaati-Nya, tidak pula melarang dari bermaksiat kepada-Nya.

Namun dengan berkumpulnya ulama dan kaum mukminin, sebagian memperingatkan kepada sebagian yang lain, niscaya hati-hati orang-orang yang bertakwa akan hidup dan mendapat peringatan dari kelalaian serta rasa aman dari lupa dan kekhilafan. 

Maka terus meneruslah -semoga ALLAH mengampuni kalian- engkau berada pada majelis-majelis dzikir (majelis ilmu), bisa jadi satu kata yang terdengar merendahkan diri kita sangat bermanfaat bagi kita. Bertaqwalah kalian semua kepada ALLAH ‘Azza wa Jalla dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim.” 

(Mawai’zh lilImam Al-Hasan Al-Bashri, hal.185)

__________

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata :

"Harta, jikalau tidak bermanfaat untuk pemiliknya maka pasti akan merugikannya. Demikian halnya dengan ilmu, kekuasaan dan kemampuan. Semua itu jika tidak bermanfaat bagi pemiliknya niscaya akan merugikannya. Karena semua perkara ini adalah sarana untuk sampai kepada berbagai tujuan yang baik atau buruk. Apabila terabaikan untuk menjadi sarana menuju kepada tujuan-tujuan yang baik, maka akan menjadi sarana kepada lawannya (tujuan-tujuan yang buruk).

Manusia yang paling beruntung adalah seseorang yang menjadikannya sebagai sarana menuju ALLAH dan negeri akhirat. Itulah yang bermanfaat untuk kehidupan dunia & akhiratnya. Adapun manusia yang paling merugi adalah siapa saja yang menjadikannya sebagai sarana untuk memuaskan hawa nafsunya, syahwatnya & berbagai tujuan duniawi sehingga dia pun merugi di dunia serta akhirat. 

- Uddatus Shabirin 188 karya Ibnul Qayyim rahimahullah ˙

__________

Berkata Malik bin Dinar رحمه الله :
“Sesungguhnya apabila badan sakit, maka makan,minum, tidur dan istirahat tidak enak baginya. Begitu juga dengan HATI...apabila ia cenderung kepada DUNIA maka nasihat-nasihat tidak lagi berguna baginya.” 
- (Shifatush Shafwah : 3/278).
__________

Berkata Ja’far bin Muhammad kepada Sufyan Ats-Tsauri رحمهما الله:
Tidaklah sempurna perbuatan baik kecuali dengan tiga perkara :

  • Segera mengerjakannya [ tanpa menunda-nunda ]
  • Menganggapnya sebagai amalan yang kecil [ meskipun amalan yang besar ]
  • Menyembunyikannya [dari manusia].” 

- [Hilyatul Auliya': 3/198]

__________

Berkata Yahya bin Mu’adz رحمه الله :
"Wahai manusia... engkau mencari dunia dalam keadaan engkau bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya dan engkau mencari akhirat dalam keadaan seperti orang yang tidak membutuhkannya (malas-malasan).
Padahal dunia sudah mencukupimu walaupun engkau tidak mencarinya. Sedangkan akhirat hanya didapatkan dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam mencarinya. Maka pahamilah keadaanmu"

-  (Ad-Dunya Zhillun Zail, hal.31)

__________

Berkata Imam Abu Hatim Muhammad Ibnu Hibban رحمه الله :

“Wajib bagi orang yang berakal untuk senantiasa menetapi (mencari) keselamatan dirinya dengan meninggalkan perbuatan tajassus (mencari-cari aib orang lain), hendaklah ia senantiasa sibuk memperbaiki aibnya sendiri.

Karena sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan aibnya sendiri dan melupakan aib orang lain, maka hatinya akan menjadi tenteram dan tidak akan merasa lelah.

Maka setiap kali dia melihat aib yang ada pada dirinya, maka dia akan merasa ringan tatkala melihat aib yang serupa ada pada saudaranya.


Sementara orang yang senantiasa sibuk dengan mencari aib orang lain dan melupakan aibnya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa letih dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya.” 

- (Raudhatul ‘Uqala Wa Nuzhatul Fudhola' hal. 131).

__________

Berkata sahabat Jabir radhiyallahu‘anhu

“Jika kamu berpuasa maka puasakanlah : pendengaranmu, penglihatan, lisanmu dari dusta dan hal-hal yang diharamkan.
Janganlah menyakiti pembantu/ pelayanmu dan hendaknya kamu bersikap tenang pada hari puasamu.

Jangan kamu samakan hari puasamu dan hari berbukamu.” 

- Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, 3/3.

__________

Imam Syafi'i rahimahullah berkata :

“Tidak mungkin menuntut ilmu orang yang mudah bosan dan merasa puas jiwanya lantas ia berhasil meraih keberuntungan. 

Akan tetapi seseorang yang menuntut ilmu dengan kerendahan jiwa, kesempitan hidup, dan berkhidmat untuk ilmu maka dialah yang akan beruntung.”

- (Tadribur Rawi 2/584)

__________

Berkata Ibnu Rajab :

"Dahulu para salaf jika hendak memberikan nasehat kepada seseorang, maka merekapun menasehatinya secara rahasia. Sampai-sampai  sebagian mereka mengatakan;

"Barangsiapa yang menasehati saudaranya berduaan saja maka itulah nasehat. Dan barangsiapa yang menasehatinya di hadapan orang banyak maka tiada lain dia telah mempermalukannya."

Al-Fudhail bin 'Iyadh mengatakan, :

"Seorang mukmin akan menutupi aib saudaranya dan menasihatinya. Adapun orang yang jahat akan membongkar aibnya dan mempermalukannya."

- Kedua kutipan di atas (Ibn Rajab dan Fudhail) dari Jamiul 'Ulum wal Hikam karya Ibnu Rajab 77.

__________

Berkata Al Hafizh Ibnu Rojab رحمه الله :

“Sesungguhnya Alloh apabila menerima amalan seorang hamba , maka Alloh akan memberikan kemampuan kepadanya untuk melakukan amal shalih lagi setelahnya."

Sebagaimana ucapan sebagian salaf:

"Ganjaran kebaikan adalah kebaikan lagi setelahnya, barangsiapa yang melakukan suatu kebaikan kemudian ia ikutkan kebaikan tersebut dengan kebaikan yang lain maka itu adalah tanda diterimanya amal kebaikan dia yang sebelumnya, begitupula orang yang melakukan kebaikan kemudian ia ikutkan kebaikan tersebut dengan kejelekan, maka itu adalah tanda ditolaknya kebaikan dan amalan yang tidak diterima".

- Sumber : (Lathooif  Al-Ma’aarif: 244)

__________

Berkata Umar bin al-Khatthab radhiyallahu anhu

Kalaulah bukan karena tiga hal, tentu aku lebih suka menghadap Allah ta'ala (meninggal). Tiga hal itu adalah:
  • Sekiranya aku tidak dapat berjalan menempuh jihad di jalan Allah
  • Meletakkan keningku bersujud kepada Allah di atas tanah
  • Atau duduk bersama orang-orang yang memetik ucapan-ucapan yang baik sebagaimana dipetiknya buah-buahan yang lezat.
- Sumber : Minhajus Sunnah karya Ibnu Taimiyah 6/75

__________

Berkata Ibnu Baththah rahimahullah :

Ketahuilah wahai saudara-saudaraku sesungguhnya aku telah memikirkan tentang sebab yang bisa mengeluarkan orang dari Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Mendorong mereka terjatuh ke dalam bid’ah dan keburukan, membuka pintu malapetaka atas kalbu-kalbu mereka, dan menjadi penghalang cahaya kebenaran dari pandangan mereka. Maka aku mendapatkan bahwa semua itu disebabkan karena 2 perkara :

Yang pertama adalah membahas, mencari dan banyak bertanya tentang perkara yang tidak penting (bermanfaat), tidak berdampak buruk bagi orang berakal yang tidak mengetahuinya, dan tidak pula bermanfaat bagi pemahaman seorang mukmin.

Yang kedua adalah bermajelis dengan orang yang tidak aman dari fitnahnya dan menyebabkan rusaknya hati jika berteman dengannya.

Sumber : al-Ibanah al-Kubra karya Ibnu Baththah 1/390

__________

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا

“Berkatalah Rasul, ‘Ya Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Quran ini sebagai sesuatu yang diabaikan” (QS. Al-Furqon: 30).

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa Hajr terhadap al-Qur'an (meninggalkan dan mengabaikan al-Qur'an) ada beberapa jenis yaitu sebagai berikut :

  1. Tidak mau mendengarkan, mengimani dan memperhatikan al-Qur'an.
  2. Tidak mau mengamalkan al-Qur'an, tidak menghalalkan apa yang dihalalkannya, dan tidak mengharamkan apa yang diharamkannya meskipun dia membaca dan mengimaninya.
  3. Tidak menjadikan al-Qur'an sebagai hakim (landasan hukum) dalam berbagai urusan agama.
  4. Tidak berupaya menghayati dan memahami makna-makna yang terkandung dalam al-Qur'an

- Sumber : al-Fawaid karya Ibnul Qayyim 1/82

__________

Apakah banyak bicara itu pintar, perhatikan ucapan Salaf berikut :

"Sungguh begitu banyak manusia dari generasi akhir yang terfitnah dengan hal ini
yaitu bahwa siapa saja yang banyak bicara, berjidal dan berdebat dalam berbagai urusan agama, berarti dia lebih berilmu daripada orang yang karakternya tidak demikian. Ini tiada lain merupakan suatu kebodohan.

Lihatlah pembesar para shahabat dan ulamanya mereka seperti Abu Bakr,  Umar,  Ali,  Muadz, Ibnu Masud,  Zaid bin Tsabit,  bagaimana kondisi mereka:question:
Ucapan mereka lebih sedikit daripada Ibnu Abbas namun mereka lebih berilmu daripada beliau.

Begitu pula ucapan para tabiin lebih banyak daripada ucapan shahabat namun para shahabat lebih berilmu daripada mereka.

Demikian halnya tabi'ut tabiin, ucapan mereka lebih banyak daripada ulama tabi'in namun demikian para tabi'in lebih berilmu daripada mereka.

Ilmu tidaklah ditimbang dengan banyaknya riwayat dan ucapan.

Akan tetapi ilmu adalah cahaya yang diberikan kepada kalbu seorang hamba.

Dengannya hamba tersebut bisa memahami dan membedakan antara kebenaran dan kebatilan.

Ia mampu mengutarakan kebenaran tersebut dengan berbagai ungkapan yang ringkas namun bisa menghasilkan tujuan yang diinginkan.

- Sumber : Fadhlu 'Ilmis Salaf 'alal Kholaf karya Ibnu Rajab 5

__________

Al-Ashma'i mengatakan : "Barang siapa tidak mau (bersabar) menanggung kehinaan menuntut ilmu meskipun hanya sesaat, maka dia akan tetap berada dalam hinanya kebodohan untuk selama-lamanya." 
- Thobaqotus Syafi'iyyah hal.149
__________

Diriwayatkan dari Ibnu Aun dari Ibnu Sirin bahwa beliau berkata, 

"Mereka (para shahabat) membenci tidur ketika imam sedang berkhutbah. 

Mereka mencelanya dengan celaan yang keras." Ibnu Aun berkisah, "Kemudian setelahnya aku bertemu lagi dengan Ibnu Sirin. Beliau pun bertanya, 

'Tahukah kamu apa komentar para shahabat tentang perbuatan tersebut? Para shahabat menyatakan bahwa para pelakunya seperti sebuah pasukan perang yang gagal (tidak mendapatkan ghanimah sama sekali)."

- Sumber : Tafsir Al-Qurthubi 18/117.

__________

Abul Hasan al-Jauzajani pernah ditanya, "Bagaimana caranya merealisasikan Sunnah?"
Beliau menyatakan,  "Hal itu akan terwujud dengan :
  • Menjauhi bid'ah
  • Mengikuti apa yang telah disepakati oleh ulama generasi awal umat ini
  • Menjauhi ahli kalam dan majlis-majlis mereka
- Al-'Itishom 1/92 karya asy-Syathibi

__________

Berkata Hatim al-Ashom rahimahullahu ta'ala,

"Janganlah engkau sekali kali merasa takut terhadap kefakiran. Sesungguhnya Allah tidaklah menakutimu dengan kefakiran namun Allah menakutimu [ mengancammu ] dengan api neraka."

Sumber : al-Fawaid wal Akhbar 152

__________

Berkata al-Hafidz ibnu Al-Jauzi rahimahullahu ta'ala

"Barangsiapa ingin amalannya tidak terputus setelah kematiannya, maka hendaklah ia menyebarkan ilmu."

==========

Mutiara Suci Ahlulbait

Sabda Imam Ali As:

  • Janganlah engkau mencari kehidupan hanya sekedar untuk makan.  Akan tetapi carilah makan agar engkau dapat hidup.
  • Sesuatu yang paling merata manfaatnya adalah kematian orang-orang jahat
  • Janganlah engkau mengecam Iblis secara terang-terangan, padahal engkau adalah temannya dalam kesunyian.
  • Akal seorang penulis itu terletak pada pena-nya.
  • Kawan sejati adalah belahan ruh, sedangkan saudara adalah belahan badan.
  • Janganlah engkau mengucapkan sesuatu yang engkau sendiri tidak suka jika orang lain mengucapkannya atasmu.
  • Biadab adalah penyebab segala keburukan.
  • Galilah ilmu pengetahuan sejak kecil, pasti engkau akan beruntung ketika besar.
  • Lebih baik engkau memilih kalah (mengalah) sedang engkau sebagai orang yang bijak daripada engkau memilih menang, akan tetapi engkau sebagai pelaku kezaliman.

        Sepuluh keutamaan ilmu dibanding harta:

  • Ilmu adalah warisaan Rasullulah,sedang harta adalah warisan Firaun. Sebab itu ilmu lebih baik dari harta.
  • Engkau harus menjaga hartamu,sedang ilmu menjagamu. Jadi,ilmu lebih utama.
  • Seseorang yang berharta mempunyai banyak musuh,sedang orang yang berilmu mempunyai banyak kawan.Karenanya ilmu lebih bernilai.
  • Ilmu lebih mulia dari harta,karena ilmu akan berkembang bila dibagi-bagikan,sedang harta akan susut bila dibagi-bagikan.
  • Ilmu lebih baik sebab orang yang berilmu cenderung untuk menjadi dermawan,sedang orang berharta cenderung untuk menjadi kikir dan pelit.
  • Ilmu lebih aman karena dia tidak dapat dicuri,sedang harta dapat dicuri.
  • Ilmu lebih tahan lama karena tidak rusak oleh waktu atau sebab dipakai,sedang harta bisa rusak.
  • Ilmu lebih bernilai karena tanpa batas,sedang harta terbatas dan bisa dihitung.
  • Ilmu lebih bermutu karena dia dapat menerangi pikiran,sedang harta cenderung untuk membuat pikiran tidak fokus.
  • Ilmu lebih utama karena dia mengajak manusia untuk mengabdi kepada Tuhan mengingat makhluk-Nya yang lemah dan terbatas,sedang harta mendorong manusia menganggap dirinya sebagai Tuhan dengan memandang rendah orang-orang yang lebih miskin darinya.

       Tentang akal:

  • Kekayaan yang paling besar adalah akal.
  • Akal ( kecerdasan ) tampak melalui pergaulan, sedangkan kejahatan seseorang diketahui ketika dia berkuasa.
  • Akal adalah raja, sedangkan tabiat adalah rakyatnya. Jika akal lemah untuk mengatur tabiat itu, maka akan timbul kecacatan padanya.
  • Akal lebih diutamakan daripada hawa nafsu karena akal menjadikanmu sebagai pemilik zaman, sedangkan hawa nafsu memperbudakmu untuk zaman.
  • Makanan pokok tubuh adalah makanan, sedangkan makanan pokok akal adalah hikmah. Maka, kapan saja hilang salah satu dari keduanya makanan pokoknya, binasalah ia dan lenyap.
  • Duduklah bersama orang-orang bijak, baik mereka itu musuh atau kawan. Sebab, akal bertemu dengan akal.
  • Tidak ada harta yang lebih berharga daripada akal.
  • Pertalian yang paling berharga adalah akal yang berpasangan dengan kemujuran.
  • Adab adalah gambaran dari akal
  • Jika akal dibiarkan menjadi kendali, tidak tertawan oleh hawa nafsu, atau melampaui batas agama, atau fanatik terhadap nenek moyang, niscaya hal itu akan mengantarkan pelakunya pada keselamatan.
  • Jika engkau hendak menutup sebuah kitab, maka hendaklah engkau teliti kembali kitab itu. Karena sesungguhnya yang kau tutup adalah akalmu.
  • Jika Allah hendak menghilangkan nikmat dari seorang hambaNya, maka yang pertama kali diubah dari hambaNya itu adalah akalnya.
  • Akal adalah naluri, sedangkan yang mengasuhnya adalah berbagai pengalaman.
  • Akal adalah buah pikiran dan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui.
  • Ruh adalah kehidupan badan, sedangkan akal adalah kehidupan ruh.
  • Akal adalah rekaman terhadap berbagai pengalaman.
  • Rasulmu adalah juru terjemah akalmu.
  • Pahamilah kabar jika kalian mendengarnya dengan akal yang penuh dengan pemahaman, bukan akal yang sekedar meriwayatkan. Sesungguhnya periwayat ilmu banyak jumlahnya, sedangkan yang memahaminya sedikit.
  • Orang yang berakal bersaing dengan orang-orang saleh agar dapat menyusul mereka, dan dia ingin sekali dapat berserikat dengan mereka karena kecintaannya terhadap mereka, meskipun amalnya tidak mampu menyamai mereka.
  • Orang berakal, jika berbicara dengan suatu kalimat, maka ikut bersamanya hikmah dan nasehat.
  • Orang yang paling bijak akalnya dan yang paling sempurna keutamaannya adalah yang mengisi hari-harinya dengan perdamaian, bergaul dengan saudara-saudaranya dengan rekonsiliasi, dan menerima kekurangan zaman.
  • Tidaklah patut bagi orang yang berakal kecuali berada dalam salah satu dari dua kondisi ini, yaitu berada dalam cita-cita yang paling tinggi untuk mencari dunia, atau berada dalam cita-cita yang paling tinggi untuk meninggalkannya.
  • Tidaklah layak bagi seorang yang berakal untuk menuntut ketaatan orang lain (terhadapnya), sedangkan ketaatannya terhadap dirinya sendiri ditolak.
  • Orang yang berakal adalah orang yang mencurigai pendapatnya sendiri dan tidak mempercayai apa yang dipandang baik oleh dirinya.
  • Orang yang berakal adalah yang menjadikan pengalaman-pengalaman (hidup) sebagai nasehat baginya.
  • Sesungguhnya perkataan-perkataan orang berakal, jika benar, maka ia adalah obat; namun jika salah, maka ia adalah penyakit.
  • Permusuhan orang-orang pintar adalah permusuhan yang paling berat dan paling berbahaya karena ia hanya terjadi setelah didahului dengan hujah dan peringatan, dan setelah tidak mungkin lagi ada perdamaian di antara keduanya.
  • Sesungguhnya sesuatu yang tidak disukai (kesialan) memiliki batas yang pasti akan berakhir. Oleh karena itu, seseorang yang berakal hendaknya bersikap tenang sampai kesialan itu hilang (berlalu dengan sendirinya). Sebab, menghindar darinya sebelum habis waktunya hanya akan menambah kesialannya.
  • Orang yang paling disukai oleh orang berakal adalah musuhnya juga berakal. Sebab, jika musuhnya itu berakal, maka dia akan merasa aman dari kejahatannya.
  • Celaan orang-orang yang berakal lebih berat daripada hukuman seorang penguasa.
  • Permulaan pendapat orang berakal adalah akhir pendapat orang bodoh.
  • Bagi orang yang berakal, hidup dalam kesusahan bersama orang-orang berakal lebih disenangi daripada hidup dalam kelapangan bersama orang-orang bodoh.

Sabda Imam Husain As:

  • “Aku tidak melihat kematian melainkan kebahagiaan, sedang hidup bersama orang-orang zalim adalah kehinaan”.
  • “Manusia telah menjadi budak dunia, sedang agama hanya pengakuan lisan belaka.  Selagi agama memakmurkan kehidupannya, mereka akan memegangnya, namun bila mereka ditimpa musibah, betapa sedikitnya mereka yang teguh”.
  • Kepada putranya Ali Zainal Abidin as., Imam Husain as berkata: “Wahai anakku, berhati-hatilah dari berlaku zalim terhadap seseorang yang tidak menemukan pembela di hadapanmu kecuali Allah”.

Sabda Imam Ali Zainal Abidin As:

  • “Wahai anakku! Waspadalah terhadap lima macam manusia, dan janganlah kau bersahabat dan seperjalanan dengan mereka:
  1. “Jauhilah bersahabat dengan pendusta karena dia seperti fatamorgana mendekatkan orang yang jauh dari engkau dan menjauhkan orang dekatmu.
  2. “Jauhilah bersahabat dengan orang fasik karena dia akan menjualmu dengan sesuap nasi atau selainnya.
  3. “Jauhilah bersahabat dengan orang kikir karena dia akan membiarkanmu ketika engkau membutuhkannya.
  4. Jauhilah bersahabat dengan orang dungu (tolol) karena dia hanya ingin memanfaatkanmu dan mencelakakanmu.
  5. “Dan jauhilah bersahabat dengan orang yang suka memutuskan silaturahmi, karena aku mendapatinya terlaknat di kitab Allah.
  • Dalam pesannya kepada sang putra Imam Muhammad Al-Baqir as., Imam Ali Zainal Abidin as. mengatakan, “Berbuat baiklah kepada setiap orang yang menuntut kebaikan. Jika ia adalah orang yang berhak menerima kebaikanmu, maka engkau telah melakukan hal yang semestinya, tapi jika ia tidak berhak menerima kebaikanmu, maka engkau sungguh telah berhak mendapatkan kebaikan.
  • “Jika seseorang mencacimu dari sebelah kanan dan beralih ke sebelah kiri, lalu meminta maafmu, maka terimalah permintaannya”.

Sabda Imam Ja’far As:

  • “Waspadalah terhadap tiga orang; pengkhianat, pelaku zalim, dan pengadu domba. Sebab, seorang yang berkhianat demi dirimu, ia akan berkhianat terhadapmu, dan seorang yang berbuat zalim demi dirimu, ia akan berbuat zalim terhadapmu, juga seorang yang mengadu domba demi dirimu, ia pun akan melakukan hal yang sama terhadapmu”.
  • “Tiga manusia sebagai sumber kebaikan; manusia yang mengutamakan diam (tidak banyak bicara), manusia yang tidak melakukan ancaman, dan manusia yang banyak berdzikir kepada Allah”.
  • “Sesungguhnya puncak keteguhan adalah tawadhu”. Salah seorang bertanya kepada Imam, ”Apakah tanda-tanda tawadhu itu?” Beliau menjawab: hendaknya kau senang pada majlis yang tidak memuliakanmu, memberi salam kepada orang yang kau jumpai, dan meninggalkan perdebatan sekalipun engkau di atas kebenaran”.
  • Seorang laki-laki seringkali mendatangi Imam Ja’far as, kemudian dia tidak pernah lagi datang. Tatkala  Imam as. menanyakan keadaannya, seseorang menjawab dengan nada sinis, “Dia seorang penggali sumur”. Imam as membalasnya, ”Hakekat  seorang lelaki ada  pada akal budinya, kehormatannya ada pada agamanya, kemuliannya ada pada ketakwaannya, dan semua manusia sama-sama sebagai bani Adam”.
  • “Hati-hatilah terhadap orang yang teraniaya, karena doanya akan terangkat sampai ke langit”.
  • “Ulama adalah kepercayaan para rasul. Dan  bila kau temukan mereka  telah percaya pada penguasa, maka curigailah ketakwaan mereka”.
  • “Tiga perkara yang mengeruhkan kehidupan; penguasa zalim, tetangga  yang buruk, dan perempuan pencarut. Dan tiga perkara yang tidak akan damai dunia ini tanpanya, yaitu keamanan, keadilan dan kemakmuran”.

Sabda Imam Musa Al-Kazim As:

  • “Katakan yang hak, walaupun akan mendatangkan kerugian kepadau”.
  • “Jika engkau menjadi seorang pemimpin yang bertakwa, maka seharusnya engkau bersyukur kepada Allah  atas anugerah ini”.
  • “Bersikap tegaslah dan keras terhadap orang-orang zalim sehingga engkau dapat merebut haq orang-orang mazlum (yang teraniaya) darinya”.
  • “Kebaikan yang utama adalah menolong orang-orang yang tertindas”.
  • “Dunia ini berkulit halus dan cantik, ibarat seekor ular namun  menyimpan racun pembunuh di dalamnya”.

Sabda Imam Ali Ar-Ridha As:

  • “Barang siapa yang tidak berterima kasih kepada orang tuanya, maka dia tidak bersyukur kepada Allah swt.”
  • “Barang siapa yang selalu mengawasi dirinya, niscaya akan beruntung, dan barang siapa melalaikannya, pasti akan merugi”.
  • “Sebaik-baik akal adalah kesadaran seseorang akan dirinya sendiri”.
  • “Bila seorang mukmin marah, maka kemarahannya tidak akan mengeluarkan dirinya dari bersikap benar. Dan jika ia senang, maka kesenangannya tidak akan menghanyutkannya ke dalam kebatilan.  Dan jika ia punya kekuatan, ia tidak akan merebut lebih dari haknya”.
  • “Sesungguhnya Allah membenci orang-orang yang menceritakan kejelekan orang dan orang yang mendengarkannya serta orang yang banyak bertanya”.

Sabda Imam Al-Jawad As:

  • “Kehormatan seorang mukmin ialah ketakbergantungannya pada orang lain”.
  • “Seorang mukmin senantiasa membutuhkan tiga perkara: taufiq dari Allah, penasehat dari dalam dirinya, dan menyambut setiap orang yang menasehatinya”.
  • “Hari Keadilan itu lebih mengerikan bagi orang zalim daripada hari perlakuan zalim terhadap orang teraniaya”.
  • “Neraca kesempurnaan harga diri seseorang ialah meninggalkan apa saja yang tidak membuat dirinya indah”.
  • “Kematian manusia karena dosa-dosanya itu lebih banyak ketimbang kematiannya karena ajalnya, dan hidupnya seseorang karena kebajikannya itu lebih banyak daripada hidupnya dengan (takdir) umurnya”.

Sabda Imam Al-Hadi As:

  • “Barang siapa yang taat kepada Allah, maka ia tidak akan kuatir terhadap kekecewaan makhluk”.
  • “Barang siapa yang tunduk pada hawa nafsunya, maka ia tidak akan selamat dari kejelekannya”.
  • “Barang siapa yang rela tunduk terhadap hawa nafsunya, maka akan banyak orang-orang yang tidak suka padanya”.
  • “Kemarahan itu terdapat pada orang-orang yang memiliki kehinaan”.
  • “Pelaku kebaikan itu lebih baik daripada kebaikan itu sendiri. Sedang pelaku keburukan itu lebih buruk daripada keburukan itu sendiri”.
  •  “Cercaan itu lebih baik dari pada kedingkian”.
  • Beliau berkata kepada Al-Mutawakkil, “Janganlah engkau menuntut janji kepada orang yang telah engkau khianati”.

Sabda Imam Hasan Al-Askari As: 

  • “Tidak ada kemuliaan bagi orang yang meninggalkan kebenaran, dan tidak ada kehinaan bagi orang yang mengamalkannya”.
  • “Dua perkara yang tidak ada sesuatu pun yang lebih unggul di atas keduanya: iman kepada Allah dan kawan yang bermanfaat”.
  • “Keberanian seorang anak terhadap orang tuanya di masa kecil akan mendorongnya kepada kedurhakaan terhadapnya di saat dewasa”.
  • “Bukan termasuk kebajikan menampakkan kegembiraan di hadapan seorang yang sedih”.
  • “Cukup bagimu sebuah pelajaran yang  menjauhkanmu dari segala yang tidak kau sukai dari orang lain”.
  • “Seluruh keburukan telah terkumpul  dalam satu rumah, dan kuncinya adalah dusta”.

------

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Mengajak saudara sekalian untuk berinfaq jariyah untuk pembangunan Pondok Pesantren AL MAHDIWIYYAH AL MUKHTAR di Desa SENGON WETAN, Kec. TANJUNG, Kab Brebes, Jawa Tengah. terkumpulnya donasi diharapkan akan mempercepat pembangunan dan dapat melengkapi kebutuhan sarana & prasarana yang dibutuhkan. INSYA ALLAH SETELAH WISUDA DAN LULUS DARI MA'HAD ALY MULAI MEMBANGUN . DOAKAN AGAR TAHUN AKADAMIK 2022/2023 BISA MENGABDI DAN AKHIR MASA MENGABDIAN BISA WISUDA YANG TERBAIK BISA SELAMAT DAN SUKSES DI DALAM AGAMA, DUNIA DAN AKHIRAT.

Dimulai pembangunan tahun 2025- sampai selesai. makanya kami butuh batuannya sebanyak mungkin yang bisa anda salurkan kepada kami.....


3 Keutamaan ber-Shodaqoh Jariyah Untuk Pendidikan

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)


Sungguh di antara nikmat agung Allâh yang diberikan kepada para hamba-Nya yang beriman adalah Allâh Azza wa Jalla menyediakan pintu-pintu kebaikan yang sangat banyak bagi mereka. Pintu-pintu kebaikan yang bisa dikerjakan oleh seorang hamba yang mendapatkan taufiq semasa hidupnya di dunia, namun pahalanya akan terus mengalir sepeninggal si pelaku. (Aliran pahala ini sangat dibutuhkan oleh orang yang sudah meninggal.) Karena orang yang sudah meninggal itu tergadai, mereka tidak bisa lagi beramal dan mereka akan diminta pertanggungan jawab lalu diberi balasan dari perbuatan-perbuatan yang pernah mereka lakukan dalam hidup mereka. (Berbahagialah !) orang yang mendapatkan taufiq (dalam hidupnya, karena) di dalam kuburnya kebaikan-kabaikan, pahala dan keutamaan akan terus mengalir baginya. Dia sudah tidak lagi beramal akan tetapi pahalanya tidak terputus, derajatnya bertambah, dan kebaikannya semakin berkembang, serta pahalanya berlipat ganda padahal dia sudah terbaring kaku dalam kuburnya.Termasuk diantara keutamaan berdonasi jariyah untuk pendidikan yaitu anda akan mendapatkan 3 keutamaan sekaligus yakni 

1. Pahala Berdonasi Jariyah
2. Ikut membantu mencetak anak-anak sholeh & solehah.
3. Mewariskan ilmu yang bermanfaat dengan jalan mendukung sarana pembelajaran.

Do'a Para Malaikat untuk orang yang berinfak

Imam al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‘Tidak satu hari pun di mana pada pagi harinya seorang hamba ada padanya melainkan dua Malaikat turun kepadanya, salah satu di antara keduanya berkata: ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak.’ Dan yang lainnya berkata: ‘Ya Allah, hancurkanlah (harta) orang yang kikir."

Disaat banyaknya manusia berlomba dalam membangun rumah mewah kami disini mencoba untuk membangun dan Menyelesaikan Gedung yang cukup untuk menampung para calon santri.


Maka, sempatkanlah barang lima menit untuk membaca broadcast dari kami.
Dan kami berharap semoga Allah bukakan hati kepada Para Pembaca untuk menyisihkan sedikit hartanya.

Atau paling tidak, nitip broadcast ini disebarkan di group group lainnya.



Dan pada kali ini, kami membuka peluang amal jariyyah yang pahalanya akan terus mengalir.

Yakni : Pembiayaan untuk Tenaga Kerja Bangunan Masjid dan Kelas/ Asrama Pondok

Kurang lebih biaya yang kami butuhkan adalah untuk biaya Tenaga Kerja dan Keperluan lainnya yang semuanya dalam rangka merampungkan Pembangunan Gedung Pondok

------

Kata donasi tentu sudah tidak asing lagi ditelinga kita, Karena kita sering bertemu hal tersebut disekitar kita. Menurut KBBI Donasi merupakan sumbangan dari penderma kepada perkumpulan. Kata Donasi sendiri dalam ajaran Islam biasa disebut dengan kata sedekah atau infaq.

Berdonasi tentu sangat disarankan dalam ajaran islam, karena dengan berdonasi kita bisa meringkan beban orang atau lembaga yang kita berikan bantuan. Seperti halnya ketika kita berdonasi untuk pembangunan pesantren, harta yang didonasikan untuk pesantren sudah hal pasti merupakan harta yang didermakan ke jalan allah swt. Karena pesantren merupakan lembaga yang konsisten dalam pembelajaran dan pengembangan ajaran agama Islam hingga saat ini.

Taukah kamu? Donasi untuk pembangunan pondok tidak hanya meringankan secara finansial saja, melainkan berdonasi untuk pembangunan pesantren ternyata memiliki keutamaan tersendiri di sisi allah swt. Berikut beberapa keutamaan berdonasi pembangunan pesantren bagi umat Islam:


Dilipatgandakan Pahalanya
Donasi (sedekah) memiliki keistimewaan sendiri dimata Allah SWT. Keistimewaan tersebut adalah Orang yang bersedekah dijalan allah, maka allah akan melipatgandakan ganjaran yang akan didapatkannya, hal ini tertulis dalam firman allah yang artinya :

“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir serratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 261)

Dilipatgandakan Hartanya
Mendermakan harta kita dijalan allah tidak akan menjadikan harta kita berkurang sebaliknya sebaliknya allah swt akan melipatgandakan harta yang sudah kita dermakan melalui banyak cara. hal ini disebutkan dalam alquran yang artinya:

“Barang siapa yang meminjamkan allah dengan kredit yang baik, maka allah akan mengembalikan berlipatganda untuknya, dan baginya pahala yang mulia” (QS. Al-Hadid:11)

Rasulullah SAW juga menegaskan dalam hadistnya bahwa harta yang didonasikantidak akan mengurangi harta yang kita miliki.

“Sedekah tidklah mengurangi harta” (HR. Muslim)

Pahala terus mangalir
Sholat satu dari tiga amal yang pahalanya akan terus mengalir yaitu amal jariyah. Berdonasi merupakan bagian dari amal jariyah, apalagi donasi tersebut diperuntukan untuk pembangunan pondok pesantren. Selama pondok pesantren tersebut digunakan untuk tempat pembelajaran Islam dan tempat beribadah maka pahala dari donasi tersebut akan terus mengalir walaupun berdonasi meninggal dunia.

Jadi itulah keutamaan berdonasi bagi umat islam. Melihat begitu besarnya manfaat donasi bagi umat Islam, apa kamu masih ragu untuk berdonasi?

Donasi juga bisa ditujukan untuk pembangunan pesantren yang didalamnya banyak para santri yang memiliki semangat dalam belajar ilmu agama. Donasi ini tentunya akan menuai banyak manfaat bagi pesantren tersebut dan donatur.

Mengingat peran pondok pesantren yang sangat penting dalam menjaga ajaran islam. Saat ini yayasan Rumah Tahfidz AL MAHDIWIYYAH AL MUKHTAR sedang pembangunan pondok pesantren Tahfidz yang akan dibangun di Kota Brebes dan sekitarnya , dalam pondok pesantren ini santri akan belajar membaca, menghafalkan Al-Qur'an serta memahami agama untuk mempersiapkan santri yang memiliki karakter al qur'an.

Donasi Jariyah Pembangunan Pondok Pesantren

Pembutuhkan DaNa Sebesar Rp 17.313.313.313
----
----


BANK BSI Syariah kode bank 451 Rekening 6201033640 --- Kami ucapkan Terima Kasih ---
Pondok pesantren Al Mahdiwiyyah Al Mukhtariyyah(Pon Pes Al Mahdi Al mukhtar)| Seluruh hak cipta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. 

 

 

 

Sabtu, 02 April 2022

☺KEDATANGAN NABI MUHAMMAD SAW☺


Nabi Muhammad SAW :

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُذْرِيّ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْأَنْصَارِ: قُوْمُوْا إلَى سَيِّدِكُمْ أوْ خَيْرِكُمْ. رواه مسلم

Dari Abi Said Al-Khudri, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabat Ansor,” Berdirilah kalian untuk tuan kalian atau orang yang paling baik di antara kalian.” (HR Muslim)

Sayid Bakri bin Sayid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam I‘anatut Thalibin sebagai berikut.   
فائدة) جرت العادة أن الناس إذا سمعوا ذكر وضعه صلى الله عليه وسلم يقومون تعظيما له صلى الله عليه وسلم وهذا القيام مستحسن لما فيه من تعظيم النبي صلى الله عليه وسلم ، وقد فعل ذلك كثير من علماء الامة الذين يقتدى بهم. قال الحلبي في السيرة فقد حكى بعضهم أن الامام السبكي اجتمع عنده كثير من علماء عصره فأنشد منشده قول الصرصري في مدحه صلى الله عليه وسلم: قليل لمدح المصطفى الخط بالذهب على ورق من خط أحسن من كتب وأن تنهض الاشراف عند سماعه قياما صفوفا أو جثيا على الركب فعند ذلك قام الامام السبكي وجميع من بالمجلس، فحصل أنس كبير في ذلك المجلس وعمل المولد. واجتماع الناس له كذلك مستحسن. 
Artinya, “Sudah menjadi tradisi bahwa ketika mendengar kelahiran Nabi Muhammad SAW disebut-sebut, orang-orang akan berdiri sebagai bentuk penghormatan bagi rasul akhir zaman. Berdiri seperti itu didasarkan pada istihsan (anggapan baik) sebagai bentuk penghormatan bagi Rasulullah SAW. Hal ini dilakukan banyak ulama terkemuka panutan umat Islam. Al-Halabi dalam Sirah-nya mengutip sejumlah ulama yang menceritakan bahwa ketika majelis Imam As-Subki dihadiri para ulama di zamannya,  Imam As-Subki membaca syair pujian untuk Rasulullah SAW dengan suara lantang, ‘Sedikit pujian untuk Rasulullah SAW oleh tinta emas//di atas mata uang dibanding goresan indah di buku-buku Orang-orang mulia terkemuka bangkit saat mendengar namanya//berdiri berbaris atau bersimpuh di atas lutut’ Selesai membaca syair Imam As-Subki berdiri yang kemudian diikuti oleh para ulama yang hadir. Kebahagiaan muncul di majelis tersebut dan maulid Rasulullah SAW diperingati di dalamnya. Pertemuan umat Islam demi kelahiran Rasulullah SAW juga didasarkan pada istihsan,” (Lihat Sayid Bakri bin Sayid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I‘anatut Thalibin, Darul Fikr, Beirut, Libanon, tahun 2005 M/1425-1426 H, juz III, halaman 414).

Pada bait Sholawat يَا نَبِي سَلَامْ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلْ سَلَامْ عَلَيْكَ (Yaa Nabi Salam ‘alaika yaa rasul salam ‘alaika). Jika diperhatikan redaksi kalimatnya, pada saat menyebut Nabi dalam sholawat tersebut memakai kata ganti ﻙَ yaitu kata ganti orang kedua atau dhomir mukhatab, yang artinya kamu atau anda.

Kalimat itu tidak menyebut nabi dengan dlamir ghaib ﻩُ (dia, atau beliau). Kita menyebut Nabi dengan engkau. Ini artinya bahwa pada saat mahallul qiyam seakan Nabi Muhammad SAW benar-benar hadir di hadapan kita.

Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki mengatakan bahwa Imam Al-Barzanji dalam kitab Maulid-nya menyatakan, ”Sebagian para imam hadits yang mulia itu menganggap baik (istihsan) berdiri ketika disebutkan sejarah Nabi Muhammad SAW.

Betapa beruntungnya orang yang mengagungkan Nabi dan menjadikan hal itu sebagai puncak tujuan hidupnya. (al-Bayan Watta’rif fi Dzikral Maulid an-Nabawi, hal. 29-30).

Abul Faraj Al-Halabi menyebutkan bahwa berdiri saat mahallul qiyam ini sudah dilakukan sejak dulu oleh orang yang alim. Seorang panutan baik dalam ilmu agama dan sifat wara’nya, yaitu al-Imam Abdul Wahab bin Taqiyuddin ‘Ali bin Abdul Kafy as-Subki atau biasa di sebut dengan Imam as-Subki.

Abul Faraj Al-Halabi menulis : “Al-Imam As-subkiy berkumpul bersama banyak ulama di zamannya dan saat itu seorang mursyid membacakan puji-pujian untuk Nabi karangan As-Sharshari” ;

قليل لمدح المصطفى الخط بالذهب :: على ورق من خط أحسن من كتب
وأن تنهض الأشراف عند سماعه :: قياما صفوفا أو جثيا على الركب

“Sedikit sekali Tulisan bertinta emas di kertas (perak) untuk memuji Nabi itu dari penulis terbaik”

“Sedikit sekali Orang-orang mulia berdiri tegap dengan berbaris ataupun berjongkok di atas kuda ketika mendengar pujian terhadap Nabi.”

Kemudian saat itu juga Imam As-Subki dan jamaah yang hadir bersamanya sama berdiri, lalu datanglah “uns kabir” (ketenangan dan kesejukan hati) dalam majelis itu.
Kisah Menarik Mengenai Orang Yang Enggan Berdiri Saat Pembacaan Maulid

Dikisahkan oleh Sayyid Alawi Al-Maliki dari ayah beliau, Sayyid Abbas Al-Maliki. Suatu ketika Sayyid Abbas Al-Maliki pada malam maulid berada di Baitul Maqdis untuk menghadiri peringatan Maulid Nabi, di mana saat itu dibacakan Maulid al Barzanji.

Ketika itu ada lelaki tua beruban yang berdiri dengan khidmat penuh adab mulai dari awal sampai acara selesai. Kemudian beliau bertanya pada lelaki tadi akan sikapnya itu, yaitu berdiri sementara usianya sudah tua.

Sayyid Abbas Al-Maliki menuturkan jawaban orang yang tua tadi:

ﺑِﺄَﻧَّﻪ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﺎ ﻳَﻘُﻮْﻡُ ﻋِﻨْﺪَ ﺫِﻛْﺮِ ﺍﻟْﻤِﻴْﻠَﺎﺩِ ﺍﻟﻨَّﺒَﻮِﻱِّ ﻭَﻳَﻌْﺘَﻘِﺪُ ﺃَﻧَّﻪُ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﺳَﻴِّﺌَﺔٌ ﻓَﺮَﺃَﻯ ﻓِﻲْ ﻧَﻮْﻣِﻪِ ﺃَﻧَّﻪُ ﻣَﻊَ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔٍ ﻣُﺘَﻬَﻴِّﺌِﻴْﻦَ ﻟِﺎﺳْﺘِﻘْﺒَﺎﻟِﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻃَﻠَﻊَ ﻟَﻬُﻢْ ﺑَﺪْﺭُ ﻣُﺤَﻴَّﺎﻩُ ﻭَﻧَﻬَﺾَ ﺍﻟْﺠَﻤِﻴْﻊُ ﻟِﺎﺳْﺘِﻘْﺒَﺎﻟِﻪِ ﻟَﻢْ ﻳَﺴْﺘَﻄِﻊْ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻡَ ﻟِﺬَﻟِﻚَ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮْﻝُ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﻧْﺖَ ﻟَﺎ ﺗَﺴْﺘَﻄِﻴْﻊُ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻡَ ﻓَﻤَﺎ ﺍﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ﺇِﻟَّﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﻣُﻘْﻌَﺪٌ

“Bahwa dulu ia tidak mau berdiri pada acara peringatan Maulid Nabi dan ia berkeyakinan bahwa perbuatan itu adalah bid’ah sayyi’ah (jelek). Hingga suatu malam ia bermimpi, dia bersama sekelompok orang yang bersiap-siap menunggu kedatangan Nabi Muhammad SAW.

Maka saat cahaya wajah beliau yang bagaikan bulan purnama muncul, semua orang tadi bangkit dengan berdiri menyambut kehadiran Rasulullah namun ia (lelaki tua) tidak mau bangkit untuk berdiri”.

Lalu Rasullullah berkata kepadanya:

ﺃَﻧْﺖَ ﻟَﺎ ﺗَﺴْﺘَﻄِﻴْﻊُ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻡَ

“Kamu tidak akan bisa berdiri”

Dan ketika ia bangun dari tidurnya ternyata ia dalam keadaan tidak bisa berdiri. Hal ini ia alami selama satu tahun. Kemudian ia pun bernadzar jika Allah menyembuhkan sakitnya itu ia akan berdiri mulai awal pembacaan Maulid Nabi hingga akhir bacaan. Lalu Allah menyembuhkannya.

Untuk memenuhi nadzarnya ia pun akhirnya selalu berdiri (mulai awal pembacaan Maulid Nabi hingga akhir bacaan) karena ta’zhim (mengagungkan) beliau SAW. (Al-Hadyut tamm)

Begitu pentingnya, sebagai penghormatan atas hadirnya Rasulullah SAW ketika pembacaan maulid, oleh karenanya kita disunnahkan untuk berdiri pada saat mahallul qiyam, dan ketika itu rasakanlah kehadiran Rasulullah SAW.

BARZANJI, KITAB INDUK PERINGATAN MAULÎD NABI SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM Secara umum peringatan maulid Nabi Shallallahu alaihi wa sallam selalu disemarakkan dengan shalawatan dan puji-pujian kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, yang mereka ambil dari kitab Barzanji maupun Daiba’, ada kalanya ditambah dengan senandung qasîdah Burdah. Meskipun kitab Barzanji lebih populer di kalangan orang awam daripada yang lainnya, tetapi biasanya kitab Daiba’, Barzanji dan Qasidah Burdah dijadikan satu paket untuk meramaikan maulid Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang diawali dengan membaca Daiba’, lalu Barzanji, kemudian ditutup dengan Qasîdah Burdah. Biasanya kitab Barzanji menjadi kitab induk peringatan maulîd Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan sebagian pembacanya lebih tekun membaca kitab Barzanji daripada membaca al-Qur’an. Maka tidak aneh jika banyak di antara mereka yang lebih hafal kitab Barzanji . Fokus pembahasan terhadap kitab Barzanji ini adalah Sejarah tentang perjalanan hidup Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan satra bahasa tinggi . Syair-syair pujian dan sanjungan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan bahasa yang sangat indah,  Shalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, PENULIS KITAB BARZANJI Kitab Barzanji ditulis oleh “Ja’far al-Barjanzi al-Madani, dia adalah khathîb di Masjidilharâm dan seorang mufti dari kalangan Syâf’iyyah. Wafat di Madinah pada tahun 1177H/1763 M dan di antara karyanya adalah Kisah Maulîd Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.[1] Sebagai seorang penganut paham tasawwuf yang bermadzhab ahlul bait tentu Ja’far al-Barjanzi sangat mengkultuskan keluarga, keturunan dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini dibuktikan dalam doanya “Dan berilah taufik kepada apa yang Engkau ridhai pada setiap kondisi bagi para pemimpin dari keturunan az-Zahrâ di bumi Nu’mân”.[2]  Padahal Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

مَن قَرَأَ حَرفًا مِن كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاأَقُوْلُ الـمّ حَرْفٌ وَلكِن ْأَلَِفٌ حَرْفٌ وَلاًّمُ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرفٌ. رَوَاهُ التِّرْمِذِيْ وَصَحَّحَهُ اْلأَلْباَنِِيْ 
“Barang siapa membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka dia akan mendapatkan satu kebaikan yang kebaikan tersebut akan dilipatgandakan menjadi 10 pahala. Aku tidak mengatakan Alif Lâm Mîm satu huruf. Akan tetapi, Alif satu huruf, lâm satu huruf mîm satu huruf“.[3] Bahwa kedua orang tua Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam termasuk ahlul Iman dan termasuk orang-orang yang selamat dari neraka bahkan ia mengungkapkan dengan sumpah. وَقَدْ أَصْبَحَا وَاللهِ مِنْ أَهْلِ اْلإِيْمَانِ وَجَاءَ لِهَذَا فِيْ الْحَدِيْثِ شَوَاهِدُ وَمَالَ إِليْهِ الْجَمُّ مِنْ أَهْلِ الْعِرْفَانِ فَسَلِّمْ فَإِنَّ اللهَ جَلَّ جَلاَلُــهُ وَإِنَّ اْلإِمَامَ اْلأَشْعَرِيَ لَمُثْبِـتَ نَجَاتَهُمَا نَصًّا بِمُحْكَمِ تِبْــيَانِ
 Dan sungguh kedua (orang tuanya) demi Allah Azza wa Jalla termasuk ahli iman dan telah datang dalîl dari hadîts sebagai bukti-buktinya. Banyak ahli ilmu yang condong terhadap pendapat in,i maka ucapkanlah salam karena sesungguhnya Allah Maha Agung. Dan sesungguhnya Imam al-Asy’ari menetapkan bahwa keduanya selamat menurut nash tibyan (al-Qur’an).[4]”[6] Semua hadits yang menjelaskan tentang dihidupkannya kembali kedua orang tua Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan keduanya beriman serta selamat dari neraka semuanya  Dâruquthni al-Jauzaqani, Ibnu Syahin, al-Khathîb, Ibnu Ashâkir, Ibnu Nashr, Ibnul Jauzi, as-Suhaili, al-Qurthubi, at-Thabari dan Fathuddin Ibnu Sayyidin Nas.[7] Adapun anggapan bahwa Imam al-Asyari yang berpendapat bahwa kedua orang tua Nabi Shallallahu alaihi wa sallam beriman, Imam as-Suyuthi rahimahullah berpendapat bahwa kedua orang tua Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beriman dan selamat dari neraka, namun hal ini menyelisihi para hâfidz dan para ulama peneliti hadîts.[8] Penulis kitab Barzanji mengajak para pembacanya agar mereka menyakini bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hadir pada saat membaca shalawat, terutama ketika Mahallul Qiyâm (posisi berdiri), hal itu sangat nampak sekali di awal qiyâm (berdiri) membaca: 
مَرْحَبًا يَا مَرْحَبًا يَا مَرْحَبًا مَرْحَبًا ياَ جَدَّ الْحُسَيْنِ مَرْحَبًا 
Selamat datang, selamat datang, selamat datang, selamat datang wahai kakek Husain selamat datang. Meskipun di tengah mereka terjadi perbedaan, apakah yang hadir jasad nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama ruhnya ataukah ruhnya saja. Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki  mengingkari dengan keras pendapat yang menyatakan bahwa yang hadir adalah jasadnya. Menurutnya, yang hadir hanyalah ruhnya. 
Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berada di alam Barzah yang tinggi dan ruhnya dimuliakan Allah Azza wa Jalla di surga, sehingga tidak mungkin kembali ke dunia dan hadir di antara manusia. 
Pada bait berikutnya semakin jelas nampak bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diyakini hadir, meskipun sebagian mereka meyakini yang hadir adalah ruhnya. 
يَا نَبِيْ سَلاَمٌ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلُ سَلاَمٌ عَلَيْكَ يَا حَبِيْبُ سَلاَمٌ عَلَيْكَ صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْكَ 
Wahai Nabi salam sejahtera atasmu, wahai Rasul salam sejahtera atasmu Wahai kekasih salam sejahtera atasmu, semoga rahmat Allah tercurah atasmu. Para pembela Barzanji seperti penulis “Fikih Tradisionalis” berkilah, bahwa tujuan membaca shalawat itu adalah untuk mengagungkan nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Menurutnya, salah satu cara mengagungkan seseorang adalah dengan berdiri, karena berdiri untuk menghormati sesuatu sebetulnya sudah menjadi tradisi kita. Bahkan tidak jarang hal itu dilakukan untuk menghormati benda mati. Misalnya, setiap kali upacara bendera dilaksanakan pada hari Senin, setiap tanggal 17 Agustus, maupun pada waktu yang lain, ketika bendera merah putih dinaikkan dan lagu Indonesia Raya dinyanyikan, seluruh peserta upacara diharuskan berdiri. Tujuannya tidak lain adalah untuk menghormati bendera merah putih dan mengenang jasa para pejuang bangsa. Jika dalam upacara bendera saja harus berdiri, tentu berdiri untuk menghormati Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih layak dilakukan, sebagai ekspresi bentuk penghormatan kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bukankah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia teragung yang lebih layak dihormati dari pada orang lain?[9] Demikian juga dengan acara perayaan maulîd Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan perbuatan tersebut termasuk bid’ah yang hasanah. Manusia yang paling besar pengagungannya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah para sahabat Radhiyallahu ‘anhum -semoga Allah meridhai mereka- sebagaimana perkataan Urwah bin Mas’ûd kepada kaum Quraisy: “Wahai kaumku….demi Allah, aku pernah menjadi utusan kepada raja-raja besar, aku menjadi utusan kepada kaisar, aku pernah menjadi utusan kepada Kisra dan Najasyi, demi Allah aku belum pernah melihat seorang raja yang diagungkan oleh pengikutnya sebagaimana pengikut Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengagungkan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidaklah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam meludah kemudian mengenai telapak tangan seseorang di antara mereka, melainkan mereka langsung mengusapkannya ke wajah dan kulit mereka. Apabila ia memerintahkan suatu perkara, mereka bersegera melaksanakannya. Apabila beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu, mereka saling berebut bekas air wudhunya. Apabila mereka berkata, mereka merendahkan suaranya dan mereka tidak berani memandang langsung kepadanya sebagai wujud pengagungan mereka”.[10] Bentuk pengagungan para sahabat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas sangat besar. hadîts Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,’Berdirilah kalian untuk tuan atau orang yang paling baik di antara kalian [11], Memang benar Imam Nawawi rahimahullah berpendapat bahwa pada hadits di atas terdapat anjuran untuk berdiri dalam rangka menyambut kedatangan orang yang mempunyai keutamaan[12]
 فِيْكَ قَدْ أَحْسَنْتُ ظَنِّيْ ياَ بَشِيْرُ ياَ نَذِيـْـُر فَأَغِثْنِيْ وَأَجِـــن ياَ مُجِيْرُ مِنَ السَّعِيْرِ يَاغَيَاثِيْ يَا مِــلاَذِيْ فِيْ مُهِمَّاتِ اْلأُمُــوْرِ
 Padamu sungguh aku telah berbaik sangka. Wahai pemberi kabar gembira wahai pemberi peringatan. Maka tolonglah aku dan selamatkanlah aku. Wahai pelindung dari neraka Sa’ir Wahai penolongku dan pelindungku. Dalam perkara-perkara yang sangat penting (suasana susah dan genting) .
Penulis kitab Barzanji juga menyakini tentang Nur Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana yang terungkap dalam syairnya: 
وَماَ زَالَ نُوْرُ الْمُصْطَفَى مُتْنَقِلاً مِنَ الطَّيِّبِ اْلأَتْقَي لِطاَهِرِ أَرْدَانٍ 
Nur Mustafa (Muhammad) terus berpindah-pindah dari sulbi yang bersih kepada yang sulbi suci nan murni. 
_______ Footnote [1]. Al-Munjid fî al A’lâm, 125 [2]. Majmûatul Mawâlid, hal. 132. [3]. HR.Tirmidzi dan dishahîhkan al Albâni di dalam shâhihul jam’i hadits yang ke 6468 [4]. Lihat Majmûatul Mawâlid Barzanji, hal. 101. [5]. Shahih diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahihnya (348) dan Abu Daud dalam Sunannya (4718). [6]. Lihat Minhâj Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi, 3/ 74. [7]. Aunul Ma’bûd, Abu Thayyib (12/ 324) [8]. Aunul Ma’bûd, Abu Thayyib (12/ 324) [9]. Lihat Fikih Tradisionalisme, Muhyiddîn Abdusshâmad (277-278) [10]. Diriwayatkan oleh al-Bukhâri : 3/187, no : 2731, 2732, al-Fath 5/388. [11]. Shahih diriwayatkan Imam Bukhâri dalam Shahîhnya (3043) dan Imam Muslim dalam Shahîhnya (1768) [12]. Lihat Minhâj Syarah Shahîh Muslim, Imam Nawawi, juz XII, hal. 313. [13]. Lihat Ikmâlil Mu’lim Bi Syarah Shahîh Muslim, Qadhi Iyadh, 6/ 105.
-----------

persoalan tambahan lafadz semisal الله  di awal bait mahallul qiyam supaya lebih khidmat dalam pembacaan.
Contoh الله-يانبي سلام عليك * يارسول عليك 
Pertanyaan :
Apa hukum menambahkan lafadz الله  pada awal bait mahallul qiyam ?
Jawaban :Boleh selama tidak terjadi kefatalan makna. Akan tetapi sebaiknya hal tersebut tidak dilakukan walau tidak terjadi kefatalan makna.
إحياء علوم الدين (2/ 136، بترقيم الشاملة آليا)
الوجه الرابع: أن الشعر الموزن يختلف تأثيره في النفس بالألحان التي تسمى الطرق والاستانات وإنما اختلاف تلك الطرق بمد المقصور وقصر المدود والوقف في أثناء الكلمات والقطع والوصل في بعضها. وهذا التصرف جائز في الشعر ولا يجوز في القرآن إلا التلاوة كما أنزل، فقصره ومده والوقف والوصل والقطع فيه على خلاف ما تقضتيه التلاوة حرام أو مكروه. وإذا رتل القرآن كما أنزل سقط عنه الأثر الذي سببه وزن الألحان وهو سبب مستقل بالتأثير وإن لم يكن مفهوماً، كما في الأوتار والمزمار والشاهين وسائر الأصوات التي لا تفهم.
الأذكار (ص: 12)
فصل : اعلم أن الذكر محبوب في جميع الأحوال إلا في أحوال ورد الشرع باستثنائها نذكر منها هننا طرفا ، إشارة إلى ما سواه مما سيأتي في أبوابه إن شاء الله تعالى ، فمن ذلك : أنه يكره الذكر حالة ض الجلوس على قضاء الحاجة ، وفي حالة الجماع ، وفي حالة الخطبة لمن يسمع صوت الخطيب ، وفي القيام في الصلاة ، بل يشتغل بالقراءة ، وفي حالة النعاس. ولا يكره في الطريق ولا في الحمام ، والله أعلم.
تحفة المحتاج في شرح المنهاج (38/ 246)
وَقَدْ أَفْتَى أَبُو زُرْعَةَ مِنْ مُحَقِّقِي الْمُتَأَخِّرِينَ فِيمَنْ قِيلَ لَهُ اُهْجُرْنِي فِي اللَّهِ فَقَالَ هَجَرْتُك لِأَلْفِ اللَّهِ بِأَنَّهُ لَا يَكْفُرُ إنْ أَرَادَ لِأَلْفِ سَبَبٍ أَوْ هِجْرَةٍ لِلَّهِ تَعَالَى وَإِنْ لَمْ يَكُنْ ذَلِكَ ظَاهِرًا لِلَّفْظِ حَقْنًا لِلدَّمِ بِحَسَبِ الْإِمْكَانِ لَا سِيَّمَا إنْ لَمْ يُعْرَفْ قَائِلُهُ بِعَقِيدَةٍ سَيِّئَةٍ لَكِنْ يُؤَدَّبُ عَلَى إطْلَاقِهِ لِشَنَاعَةِ ظَاهِرِهِ

------


------

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Mengajak saudara sekalian untuk berinfaq jariyah untuk pembangunan Pondok Pesantren AL MAHDIWIYYAH AL MUKHTAR di Desa SENGON WETAN, Kec. TANJUNG, Kab Brebes, Jawa Tengah. terkumpulnya donasi diharapkan akan mempercepat pembangunan dan dapat melengkapi kebutuhan sarana & prasarana yang dibutuhkan.
 INSYA ALLAH SWT SETELAH WISUDA DAN LULUS DARI MA'HAD ALY MULAI MEMBANGUN . DOAKAN AGAR TAHUN AKADAMIK 2022/2023 BISA MENGABDI DAN AKHIR MASA MENGABDIAN BISA WISUDA YANG TERBAIK BISA SELAMAT DAN SUKSES DI DALAM AGAMA, DUNIA DAN AKHIRAT.

Dimulai pembangunan tahun 2025- sampai selesai. makanya kami butuh batuannya sebanyak mungkin yang bisa anda salurkan kepada kami.....


3 Keutamaan ber-Shodaqoh Jariyah Untuk Pendidikan

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)


Sungguh di antara nikmat agung Allâh yang diberikan kepada para hamba-Nya yang beriman adalah Allâh Azza wa Jalla menyediakan pintu-pintu kebaikan yang sangat banyak bagi mereka. Pintu-pintu kebaikan yang bisa dikerjakan oleh seorang hamba yang mendapatkan taufiq semasa hidupnya di dunia, namun pahalanya akan terus mengalir sepeninggal si pelaku. (Aliran pahala ini sangat dibutuhkan oleh orang yang sudah meninggal.) Karena orang yang sudah meninggal itu tergadai, mereka tidak bisa lagi beramal dan mereka akan diminta pertanggungan jawab lalu diberi balasan dari perbuatan-perbuatan yang pernah mereka lakukan dalam hidup mereka. (Berbahagialah !) orang yang mendapatkan taufiq (dalam hidupnya, karena) di dalam kuburnya kebaikan-kabaikan, pahala dan keutamaan akan terus mengalir baginya. Dia sudah tidak lagi beramal akan tetapi pahalanya tidak terputus, derajatnya bertambah, dan kebaikannya semakin berkembang, serta pahalanya berlipat ganda padahal dia sudah terbaring kaku dalam kuburnya.Termasuk diantara keutamaan berdonasi jariyah untuk pendidikan yaitu anda akan mendapatkan 3 keutamaan sekaligus yakni 

1. Pahala Berdonasi Jariyah
2. Ikut membantu mencetak anak-anak sholeh & solehah.
3. Mewariskan ilmu yang bermanfaat dengan jalan mendukung sarana pembelajaran.

Do'a Para Malaikat untuk orang yang berinfak

Imam al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‘Tidak satu hari pun di mana pada pagi harinya seorang hamba ada padanya melainkan dua Malaikat turun kepadanya, salah satu di antara keduanya berkata: ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak.’ Dan yang lainnya berkata: ‘Ya Allah, hancurkanlah (harta) orang yang kikir."

Disaat banyaknya manusia berlomba dalam membangun rumah mewah kami disini mencoba untuk membangun dan Menyelesaikan Gedung yang cukup untuk menampung para calon santri.


Maka, sempatkanlah barang lima menit untuk membaca broadcast dari kami.
Dan kami berharap semoga Allah bukakan hati kepada Para Pembaca untuk menyisihkan sedikit hartanya.

Atau paling tidak, nitip broadcast ini disebarkan di group group lainnya.



Dan pada kali ini, kami membuka peluang amal jariyyah yang pahalanya akan terus mengalir.

Yakni : Pembiayaan untuk Tenaga Kerja Bangunan Masjid dan Kelas/ Asrama Pondok

Kurang lebih biaya yang kami butuhkan adalah untuk biaya Tenaga Kerja dan Keperluan lainnya yang semuanya dalam rangka merampungkan Pembangunan Gedung Pondok

------

Kata donasi tentu sudah tidak asing lagi ditelinga kita, Karena kita sering bertemu hal tersebut disekitar kita. Menurut KBBI Donasi merupakan sumbangan dari penderma kepada perkumpulan. Kata Donasi sendiri dalam ajaran Islam biasa disebut dengan kata sedekah atau infaq.

Berdonasi tentu sangat disarankan dalam ajaran islam, karena dengan berdonasi kita bisa meringkan beban orang atau lembaga yang kita berikan bantuan. Seperti halnya ketika kita berdonasi untuk pembangunan pesantren, harta yang didonasikan untuk pesantren sudah hal pasti merupakan harta yang didermakan ke jalan allah swt. Karena pesantren merupakan lembaga yang konsisten dalam pembelajaran dan pengembangan ajaran agama Islam hingga saat ini.

Taukah kamu? Donasi untuk pembangunan pondok tidak hanya meringankan secara finansial saja, melainkan berdonasi untuk pembangunan pesantren ternyata memiliki keutamaan tersendiri di sisi allah swt. Berikut beberapa keutamaan berdonasi pembangunan pesantren bagi umat Islam:


Dilipatgandakan Pahalanya
Donasi (sedekah) memiliki keistimewaan sendiri dimata Allah SWT. Keistimewaan tersebut adalah Orang yang bersedekah dijalan allah, maka allah akan melipatgandakan ganjaran yang akan didapatkannya, hal ini tertulis dalam firman allah yang artinya :

“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir serratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 261)

Dilipatgandakan Hartanya
Mendermakan harta kita dijalan allah tidak akan menjadikan harta kita berkurang sebaliknya sebaliknya allah swt akan melipatgandakan harta yang sudah kita dermakan melalui banyak cara. hal ini disebutkan dalam alquran yang artinya:

“Barang siapa yang meminjamkan allah dengan kredit yang baik, maka allah akan mengembalikan berlipatganda untuknya, dan baginya pahala yang mulia” (QS. Al-Hadid:11)

Rasulullah SAW juga menegaskan dalam hadistnya bahwa harta yang didonasikantidak akan mengurangi harta yang kita miliki.

“Sedekah tidklah mengurangi harta” (HR. Muslim)

Pahala terus mangalir
Sholat satu dari tiga amal yang pahalanya akan terus mengalir yaitu amal jariyah. Berdonasi merupakan bagian dari amal jariyah, apalagi donasi tersebut diperuntukan untuk pembangunan pondok pesantren. Selama pondok pesantren tersebut digunakan untuk tempat pembelajaran Islam dan tempat beribadah maka pahala dari donasi tersebut akan terus mengalir walaupun berdonasi meninggal dunia.

Jadi itulah keutamaan berdonasi bagi umat islam. Melihat begitu besarnya manfaat donasi bagi umat Islam, apa kamu masih ragu untuk berdonasi?

Donasi juga bisa ditujukan untuk pembangunan pesantren yang didalamnya banyak para santri yang memiliki semangat dalam belajar ilmu agama. Donasi ini tentunya akan menuai banyak manfaat bagi pesantren tersebut dan donatur.

Mengingat peran pondok pesantren yang sangat penting dalam menjaga ajaran islam. Saat ini yayasan Rumah Tahfidz AL MAHDIWIYYAH AL MUKHTAR sedang pembangunan pondok pesantren Tahfidz yang akan dibangun di Kota Brebes dan sekitarnya , dalam pondok pesantren ini santri akan belajar membaca, menghafalkan Al-Qur'an serta memahami agama untuk mempersiapkan santri yang memiliki karakter al qur'an.

Donasi Jariyah Pembangunan Pondok Pesantren

Pembutuhkan DaNa Sebesar Rp 17.313.313.313 merintis Pondok Pesantren Al Mahdiwiyyah Al Mahdi setelah selesai membuat pondok cabang seluruh nunsantara yang dari jauh dari kota butuh dana sebesar Rp 313.313.313.313. semoga cita-cita yang luhur ini tercapai.amiiin.
----
----
BANK BSI Syariah kode bank 451 Rekening 6201033640 --- Kami ucapkan Terima Kasih ---
Pondok pesantren Al Mahdiwiyyah Al Mukhtar| Seluruh hak cipta.

Kamis, 31 Maret 2022

"DONASI PEMBANGUNAN AL QUR'AN"

------

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Mengajak saudara sekalian untuk berinfaq jariyah untuk pembangunan Pondok Pesantren AL MAHDIWIYYAH AL MUKHTAR di Desa SENGON WETAN, Kec. TANJUNG, Kab Brebes, Jawa Tengah. terkumpulnya donasi diharapkan akan mempercepat pembangunan dan dapat melengkapi kebutuhan sarana & prasarana yang dibutuhkan. INSYA ALLAH SETELAH WISUDA DAN LULUS DARI MA'HAD ALY MULAI MEMBANGUN . DOAKAN AGAR TAHUN AKADAMIK 2022/2023 BISA MENGABDI DAN AKHIR MASA MENGABDIAN BISA WISUDA YANG TERBAIK BISA SELAMAT DAN SUKSES DI DALAM AGAMA, DUNIA DAN AKHIRAT.

Dimulai pembangunan tahun 2025- sampai selesai. makanya kami butuh batuannya sebanyak mungkin yang bisa anda salurkan kepada kami.....

3 Keutamaan ber-Shodaqoh Jariyah Untuk Pendidikan

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)


Sungguh di antara nikmat agung Allâh yang diberikan kepada para hamba-Nya yang beriman adalah Allâh Azza wa Jalla menyediakan pintu-pintu kebaikan yang sangat banyak bagi mereka. Pintu-pintu kebaikan yang bisa dikerjakan oleh seorang hamba yang mendapatkan taufiq semasa hidupnya di dunia, namun pahalanya akan terus mengalir sepeninggal si pelaku. (Aliran pahala ini sangat dibutuhkan oleh orang yang sudah meninggal.) Karena orang yang sudah meninggal itu tergadai, mereka tidak bisa lagi beramal dan mereka akan diminta pertanggungan jawab lalu diberi balasan dari perbuatan-perbuatan yang pernah mereka lakukan dalam hidup mereka. (Berbahagialah !) orang yang mendapatkan taufiq (dalam hidupnya, karena) di dalam kuburnya kebaikan-kabaikan, pahala dan keutamaan akan terus mengalir baginya. Dia sudah tidak lagi beramal akan tetapi pahalanya tidak terputus, derajatnya bertambah, dan kebaikannya semakin berkembang, serta pahalanya berlipat ganda padahal dia sudah terbaring kaku dalam kuburnya.Termasuk diantara keutamaan berdonasi jariyah untuk pendidikan yaitu anda akan mendapatkan 3 keutamaan sekaligus yakni 

1. Pahala Berdonasi Jariyah
2. Ikut membantu mencetak anak-anak sholeh & solehah.
3. Mewariskan ilmu yang bermanfaat dengan jalan mendukung sarana pembelajaran.


Do'a Para Malaikat untuk orang yang berinfak

Imam al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‘Tidak satu hari pun di mana pada pagi harinya seorang hamba ada padanya melainkan dua Malaikat turun kepadanya, salah satu di antara keduanya berkata: ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak.’ Dan yang lainnya berkata: ‘Ya Allah, hancurkanlah (harta) orang yang kikir."

Disaat banyaknya manusia berlomba dalam membangun rumah mewah kami disini mencoba untuk membangun dan Menyelesaikan Gedung yang cukup untuk menampung para calon santri.


Maka, sempatkanlah barang lima menit untuk membaca broadcast dari kami.
Dan kami berharap semoga Allah bukakan hati kepada Para Pembaca untuk menyisihkan sedikit hartanya.

Atau paling tidak, nitip broadcast ini disebarkan di group group lainnya.


Dan pada kali ini, kami membuka peluang amal jariyyah yang pahalanya akan terus mengalir.

Yakni : Pembiayaan untuk Tenaga Kerja Bangunan Masjid dan Kelas/ Asrama Pondok

Kurang lebih biaya yang kami butuhkan adalah untuk biaya Tenaga Kerja dan Keperluan lainnya yang semuanya dalam rangka merampungkan Pembangunan Gedung Pondok

------

Kata donasi tentu sudah tidak asing lagi ditelinga kita, Karena kita sering bertemu hal tersebut disekitar kita. Menurut KBBI Donasi merupakan sumbangan dari penderma kepada perkumpulan. Kata Donasi sendiri dalam ajaran Islam biasa disebut dengan kata sedekah atau infaq.

Berdonasi tentu sangat disarankan dalam ajaran islam, karena dengan berdonasi kita bisa meringkan beban orang atau lembaga yang kita berikan bantuan. Seperti halnya ketika kita berdonasi untuk pembangunan pesantren, harta yang didonasikan untuk pesantren sudah hal pasti merupakan harta yang didermakan ke jalan allah swt. Karena pesantren merupakan lembaga yang konsisten dalam pembelajaran dan pengembangan ajaran agama Islam hingga saat ini.

Taukah kamu? Donasi untuk pembangunan pondok tidak hanya meringankan secara finansial saja, melainkan berdonasi untuk pembangunan pesantren ternyata memiliki keutamaan tersendiri di sisi allah swt. Berikut beberapa keutamaan berdonasi pembangunan pesantren bagi umat Islam:

  1. Dilipatgandakan Pahalanya

Donasi (sedekah) memiliki keistimewaan sendiri dimata Allah SWT. Keistimewaan tersebut adalah Orang yang bersedekah dijalan allah, maka allah akan melipatgandakan ganjaran yang akan didapatkannya, hal ini tertulis dalam firman allah yang artinya :

“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir serratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 261)

  1. Dilipatgandakan Hartanya

Mendermakan harta kita dijalan allah tidak akan menjadikan harta kita berkurang sebaliknya sebaliknya allah swt akan melipatgandakan harta yang sudah kita dermakan melalui banyak cara. hal ini disebutkan dalam alquran yang artinya:

“Barang siapa yang meminjamkan allah dengan kredit yang baik, maka allah akan mengembalikan berlipatganda untuknya, dan baginya pahala yang mulia” (QS. Al-Hadid:11)

Rasulullah SAW juga menegaskan dalam hadistnya bahwa harta yang didonasikantidak akan mengurangi harta yang kita miliki.

“Sedekah tidklah mengurangi harta” (HR. Muslim)

  1. Pahala terus mangalir

Sholat satu dari tiga amal yang pahalanya akan terus mengalir yaitu amal jariyah. Berdonasi merupakan bagian dari amal jariyah, apalagi donasi tersebut diperuntukan untuk pembangunan pondok pesantren. Selama pondok pesantren tersebut digunakan untuk tempat pembelajaran Islam dan tempat beribadah maka pahala dari donasi tersebut akan terus mengalir walaupun berdonasi meninggal dunia.

Jadi itulah keutamaan berdonasi bagi umat islam. Melihat begitu besarnya manfaat donasi bagi umat Islam, apa kamu masih ragu untuk berdonasi?

Donasi juga bisa ditujukan untuk pembangunan pesantren yang didalamnya banyak para santri yang memiliki semangat dalam belajar ilmu agama. Donasi ini tentunya akan menuai banyak manfaat bagi pesantren tersebut dan donatur.

Mengingat peran pondok pesantren yang sangat penting dalam menjaga ajaran islam. Saat ini yayasan Rumah Tahfidz Al Fatihah sedang pembangunan pondok pesantren Tahfidz yang akan dibangun di Kota Brebes dan sekitarnya , dalam pondok pesantren ini santri akan belajar membaca, menghafalkan Al-Qur'an serta memahami agama untuk mempersiapkan santri yang memiliki karakter al qur'an.

Donasi Jariyah Pembangunan Pondok Pesantren

Pembutuhkan Data Sebesar Rp 17.313.313.313
----
----

BANK BSI Syariah kode bank 451 Rekening 6201033640 --- Kami ucapkan Terima Kasih ---

Pondok pesantren Al Mahdiwiyyah Al Mukhtar(ROHMATAN LIL'ALAMIIN)| Seluruh hak cipta.



"AMAL JARIYAH TAK TERPUTUS WALAUPUN ORANGNYA SUDAH WAFAT"

Hadits Tentang Amalan Yang Tidak Terputus Hingga Setelah Meninggal


Artinya:

Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rosulullah Saw. bersabda: ”Apabila ‘anak Adam itu mati, maka terputuslah amalnya, kecuali (amal) dari tiga ini: sedekah yang berlaku terus menerus, pengetahuan yang d manfaatkan, dan anak sholeh yang mendoakan dia.” (HR Muslim)


Penjelasan:

Dunia adalah tempat menabur benih dan akhirat adalah tempat mengetam. Penyesalan yang mendalam tiada berguna bagi orang yang meninggal dunia tanpa dibekali amal sholeh selama hidupnya di dunia. Setelah seseorang meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara:

  1. Shadaqah jariyah, yaitu sesuatu yang terus-menerus manfaatnya, seperti wakaf tanah, buku-buku, lembaga-lembaga pendidikan, dan lain-lain.
  2. llmu yang bermanfaat, seperti mengajarkan sesuatu kepada orang lain atau murid, mengarang buku, dan lain sebagainya.
  3. Anak sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya, taat dan bermanfaat bagi orang tuanya, agama, nusa dan bangasa.

Kesimpulan:

  1. Pahala akan sampai kepada orang yang sudah meninggal melalui’tiga cara; sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa dari anak yang shaleh
  2. Anjuran untuk melakukan kebaikan yang pahalanya dapat terus mengalir meskipun telah meninggal dunia
  3. Keutamaan ilmu, menyebarkan dan mengajarkannya

------------

Donasi Jariyah Pembangunan Pondok Pesantren

Pembutuhkan Data Sebesar Rp 17.313.313.313

Informasi Penggalangan Dana

Kami menjalankan yang sesuai 
dengan firman Allah di dalam Surat Ali Imran ayat 31:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ 

.وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
HIBAHKAN DAN Donasikan rizqi anda untuk dakwah madzhab Islam Aswaja ukhibuka Ya Ahlul Bait Rosulullah.
----

BANK BSI Syariah kode bank 451 Rekening 6201033640 --- Kami ucapkan Terima Kasih ---


Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Mengajak saudara sekalian untuk berinfaq jariyah untuk pembangunan Pondok Pesantren AL MAHDIWIYYAH AL MUKHTAR di Desa SENGON WETAN, Kec. TANJUNG, Kab Brebes, Jawa Tengah. terkumpulnya donasi diharapkan akan mempercepat pembangunan dan dapat melengkapi kebutuhan sarana & prasarana yang dibutuhkan.

Dimulai pembangunan tahun 2025- sampai selesai. makannya kami butuh batuannya sebanyak mungkin yang bisa anda salurkan kepada kami.....

3 Keutamaan ber-Shodaqoh Jariyah Untuk Pendidikan

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)


Sungguh di antara nikmat agung Allâh yang diberikan kepada para hamba-Nya yang beriman adalah Allâh Azza wa Jalla menyediakan pintu-pintu kebaikan yang sangat banyak bagi mereka. Pintu-pintu kebaikan yang bisa dikerjakan oleh seorang hamba yang mendapatkan taufiq semasa hidupnya di dunia, namun pahalanya akan terus mengalir sepeninggal si pelaku. (Aliran pahala ini sangat dibutuhkan oleh orang yang sudah meninggal.) Karena orang yang sudah meninggal itu tergadai, mereka tidak bisa lagi beramal dan mereka akan diminta pertanggungan jawab lalu diberi balasan dari perbuatan-perbuatan yang pernah mereka lakukan dalam hidup mereka. (Berbahagialah !) orang yang mendapatkan taufiq (dalam hidupnya, karena) di dalam kuburnya kebaikan-kabaikan, pahala dan keutamaan akan terus mengalir baginya. Dia sudah tidak lagi beramal akan tetapi pahalanya tidak terputus, derajatnya bertambah, dan kebaikannya semakin berkembang, serta pahalanya berlipat ganda padahal dia sudah terbaring kaku dalam kuburnya.Termasuk diantara keutamaan berdonasi jariyah untuk pendidikan yaitu anda akan mendapatkan 3 keutamaan sekaligus yakni :

1. Pahala Berdonasi Jariyah
2. Ikut membantu mencetak anak-anak sholeh & solehah.
3. Mewariskan ilmu yang bermanfaat dengan jalan mendukung sarana pembelajaran.


Do'a Para Malaikat untuk orang yang berinfak

Imam al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‘Tidak satu hari pun di mana pada pagi harinya seorang hamba ada padanya melainkan dua Malaikat turun kepadanya, salah satu di antara keduanya berkata: ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak.’ Dan yang lainnya berkata: ‘Ya Allah, hancurkanlah (harta) orang yang kikir."

Disaat banyaknya manusia berlomba dalam membangun rumah mewah kami disini mencoba untuk membangun dan Menyelesaikan Gedung yang cukup untuk menampung para calon santri.


Maka, sempatkanlah barang lima menit untuk membaca broadcast dari kami.
Dan kami berharap semoga Allah bukakan hati kepada Para Pembaca untuk menyisihkan sedikit hartanya.

Atau paling tidak, nitip broadcast ini disebarkan di group group lainnya.


Dan pada kali ini, kami membuka peluang amal jariyyah yang pahalanya akan terus mengalir.

Yakni : Pembiayaan untuk Tenaga Kerja Bangunan Masjid dan Kelas/ Asrama Pondok

Kurang lebih biaya yang kami butuhkan adalah untuk biaya Tenaga Kerja dan Keperluan lainnya yang semuanya dalam rangka merampungkan Pembangunan Gedung Pondok

--------------

Inilah 7 Amalan yang Pahalanya Terus Mengalir

Salah satu nikmat Allah yang besar atas hamba-hamba-Nya yang beriman adalah bahwa Dia telah mempersiapkan bagi mereka banyak pintu kebaikan yang dapat dilakukan oleh hamba dalam hidup ini dan pahalanya akan terus mengalir kepadanya setelah kematian menjemputnya. Tatkala di dalam kubur, penghuninya sudah tidak bisa berbuat apa-apa, sudah terputus kesempatan beramal, tinggal menghitung apa yang sudah dilakukan semasa hidupnya dulu. Namun, ternyata ada orang yang terus mendapat kebaikan yang mengalir di dalam kuburnya. Pahala dan keutamaan senantiasa terus datang silih berganti. Dia telah meninggalkan dunia yang merupakan negeri untuk beramal, akan tetapi tidak terputus pahala amalnya. Sehingga, senantiasa bertambah derajatnya dan pahalanya pun terus berlipat, meskipun dia sudah berada di alam kubur. Tidak ada keutamaan dan kebaikan yang lebih baik dari semua ini.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasalllam menyebutkan tujuh perkara yang akan tetap mengalir pahalanya, meskipun seorang hamba sudah berada di dalam kubur setelah kematian menjemputnya. Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

سبعٌ يجري للعبد أجرهن وهو في قبره بعد موته : من علَّم عِلْماً ، أو أجرى نهراً ، أو حَفَر بئراً ، أو غرس نخلاً أو بنى مسجداً ، أو ورَّث مصحفاً ، أو ترك ولداً يستغفر له بعد موته

Ada tujuh amalan yang akan mengalir pahalanya bagi seorang hamba, meskipun ia berbaring di lubang kuburan setelah meninggal: (1) mengajarkan ilmu, (2) mengalirkan air sungai, (3) membuat sumur, (4) menanam kurma, (5) membangun masjid, (6) membagikan mushaf Al-Qur’an, atau (7) meninggalkan anak yang akan memintakan ampun baginya setelah ia meninggal. “ (HR. Al-Bazzar)

Renungkanlah wahai saudaraku muslim mengenai amal-amal yang mulia ini. Pastikan bahwa Anda memiliki andil bagian dalam mengamalkannya selama hidup di dunia. Bersegeralah dan bersemangat dalam mengamalkannya sebelum datangnya ajal. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai tujuh amalan tersebut:

Mengajarkan Ilmu

Yang dimaksud ilmu di sini adalah ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang menjelaskan kepada manusia tentang agamanya, mengenal Rabbnya, dan sekaligus sesembahannya, ilmu yang memberi petunjuk kepada jalan yang lurus, ilmu yang bisa membedakan antara jalan petunjuk dan kesesatan, kebenaran dan kebatilan, serta perkara halal dan haram.

Dengan demikian, jelaslah  keagungan dan keutamaan para ulama yang terus memberi nasihat dan berdakwah dengan ikhlas, yang hakikatnya mereka adalah pelita bagi para hamba, mercusuar yang menerangi suatu negeri, kekuatan yang menopang umat, dan sumber dari segala hikmah. Hidup mereka sangatlah berharga, dan kematian mereka adalah musibah. Mereka mengajari orang-orang bodoh, mengingatkan orang-orang yang lalai, dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang sesat.

Jika salah seorang di antara mereka meninggal, maka ilmunya tetap diwariskan kepada umat manusia, dan tulisan serta perkataannya tetap beredar di antara manusia yang hidup sepeninggal mereka. Dari amalnya tersebut, mereka mendapat manfaat dan menuai pahala. Mereka terbaring di dalam kuburnya, namun pahala diturunkan kepadanya, dan pahala itu akan terus mengalir untuknya.

Dahulu mereka sering berkata, “Ulama meninggal, tapi bukunya tetap ada.” Saat ini, bahkan suara dan gambar para ulama pun tetap terekam dalam kaset/video yang berisi pelajaran ilmiah, ceramah-ceramah yang bermanfaat, dan pidato-pidato yang penuh makna.

Barangsiapa yang berkontribusi dalam pencetakan buku-buku yang bermanfaat, penerbitan buku-buku yang penuh faidah, penyebaran kaset-kaset ilmiah dan dakwah, maka dia akan berpeluang besar juga untuk mendapatkan pahala tersebut, insyaallah.


Mengalirkan Air Sungai

Yang dimaksud adalah mengalirkan air dari mata air atau sungai agar airnya sampai ke tempat-tempat penduduk dan persawahan, sehingga bisa untuk menyiram tanaman, dan memberi minum hewan.

Betapa banyak amal agung dan tindakan kebaikan yang bisa dilakukan kepada banyak manusia sehingga akan meringankan pekerjaan mereka dengan cara memfasilitasi kebutuhan air yang merupakan kebutuhan paling dasar untuk kehidupan. Termasuk dalam hal ini adalah menyalurkan air melalui pipa ke tempat-tempat warga, serta menempatkan dispenser di jalan dan tempat umum agar bisa diminum oleh orang yang membutuhkan.

Membuat Sumur

Hal ini mirip dengan perbuatan di atas. Dan perkara ini dijelaskan dalam hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنَ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِى كَانَ بَلَغَ مِنِّى. فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلأَ خُفَّهُ مَاءً ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ حَتَّى رَقِىَ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِى هَذِهِ الْبَهَائِمِ لأَجْرًا فَقَالَ  فِى كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ

Ketika seorang laki-laki sedang berjalan, dia merasakan kehausan yang sangat. Lalu, dia turun ke sumur dan minum. Ketika dia keluar, ternyata ada seekor anjing sedang menjulurkan lidahnya menjilati tanah basah karena kehausan. Dia berkata, ‘Anjing ini kehausan seperti diriku.’ Maka, dia mengisi sepatunya (dengan air) dan memegangnya dengan mulutnya. Kemudian, dia naik dan memberi minum anjing itu. Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kita bisa meraih pahala dari binatang?” Beliau menjawab, “Setiap memberi minum pada hewan akan mendapatkan pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika demikian besarnya pahala terhadap anjing, lalu bagaimana dengan seseorang yang menggali sumur yang keberadaannya menyebabkan orang-orang yang membutuhkan akan banyak mengambil manfaat darinya?

Menanam Pohon Kurma

Sebagaimana diketahui bahwa pohon kurma adalah  pohon yang paling baik, paling utama, dan paling bermanfaat bagi manusia. Barangsiapa yang menanam pohon kurma dan menyebarkan buahnya kepada kaum muslimin, maka pahalanya akan tetap mengalir selama buahnya dimanfaatkan untuk dimakan. Dan setiap kali ada manusia dan hewan yang mendapat manfaat dari pohon tersebut, dia pun akan ikut mendapat manfaat berupa pahala yang terus mengalir. Hal ini berlaku untuk seluruh jenis tanaman yang apabila ditanam, maka akan memberikan banyak manfaat bagi manusia. Disebutkan pohon kurma secara khusus di sini karena adanya keutamaan dan keistimewaan tersendiri pada pohon kurma.

Membangun Masjid

Orang yang Allah Ta’ala izinkan namanya untuk ditinggikan dan disebutkan secara khusus adalah orang yang membangun masjid. Apabila masjid sudah dibangun, dan salat didirikan di dalamnya, Al-Qur’an dibacakan di dalamnya, dibacakan dzikrullah di dalamnya, ilmu tersebar di dalamnya, kaum muslimin berkumpul di dalamnya untuk kepentingan besar lainnya, maka bagi orang yang membangunnya akan mendapat seluruh pahala tersebut.

Dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,

مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ

Barang siapa membangun masjid dalam rangka mencari keridaan Allah, maka Allah akan membangun untuk dia yang semisal itu di surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Membagikan Mushaf Al-Qur’an

Yaitu dengan mencetak Al-Qur’an atau membelinya dan menghadiahkannya di masjid-masjid dan tempat-tempat majelis ilmu agar umat Islam dapat mengambil manfaat darinya. Bagi orang yang mewakafkan, maka akan diberi pahala yang banyak setiap kali ada yang membaca, mentadaburi (merenungkan), dan mengamalkan isi Al Qur’an tersebut.

Mendidik Anak yang Akan Memintakan Ampun Baginya setelah Ia Meninggal

Mendidik anak, mendisiplinkan mereka dengan baik, dan semangat membesarkan mereka dalam ketakwaan dan kebenaran, sehingga mereka menjadi anak-anak yang baik dan anak-anak yang salih. Kelak mereka pun akan berdoa untuk orang tua mereka dan memintakan rahmat dan ampunan.

Inilah di antara hal-hal yang akan tetap bermanfaat bagi orang yang telah mati di kuburnya, bahkan pahala pun akan terus mengalir untuknya.

Referensi: ( سبع يجري للعبد أجرهن وهو في قبره بعد موته ) karya Syekh ‘Abdurrozzaq al Badr, yang dapat di : 

سبع يجري للعبد أجرهن وهو في قبره بعد موته ...

إنَّ من عظيم نعمة الله على عباده المؤمنين أن هيَّأ لهم أبواباً من البر والخير والإحسان عديدة يقوم بها العبد الموفَّق في هذه الحياة ويجري ثوابها عليه بعد الممات ، فأهل القبور في قبورهم مرتهنون ، وعن الأعمال منقطعون ، وعلى ما قدَّموا في حياتهم محاسبون ومجزيون ، بينما هذا الموفَّق في قبره الحسنات عليه متوالية ، والأجور والأفضال عليه متتالية ، ينتقل من دار العمل ولا ينقطع عنه الثواب ، تزداد درجاته وتتنامى حسناته وتتضاعف أجوره وهو في قبره ؛ فما أكرمها من حال ، وما أجمله وأطيبه من مآل .

وقد ذكر النبي صلى الله عليه وسلم أموراً سبعةً يجري ثوابها على الإنسان في قبره بعدما يموت ؛ فعن أنس رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ((سبعٌ يجري للعبد أجرهن وهو في قبره بعد موته : من علَّم عِلْماً ، أو أجرى نهراً ، أو حَفَر بئراً ، أو غرس نخلاً أو بنى مسجداً ، أو ورَّث مصحفاً ، أو ترك ولداً يستغفر له بعد موته )) [1] .

وتأمل أخي المسلم مليًّا هذه الأعمال واحرص على أن يكون لها منها حظٌّ ونصيب مادمت في دار الإمهال ، وبادر إليها أشد المبادرة قبل أن تنقضي الأعمار وتتصرَّم الآجال ، وإليك بعض البيان والإيضاح لهذه الأعمال :

أولاً : تعليم العلم ، والمراد بالعلم هنا : العلم النافع الذي يبصِّر الناس بدينهم ويعرِّفهم بربهم ومعبودهم ويهديهم إلى صراطه المستقيم ، العلم الذي به يُعرف الهدى من الضلال والحق من الباطل والحلال من الحرام ، وهنا يتبين عظم فضل العلماء الناصحين والدعاة المخلصين ؛ الذين هم في الحقيقة سراج العباد ومنار البلاد وقِوام الأمة وينابيع الحكمة ، حياتهم غنيمة وموتهم مصيبة ؛ فهم يعلِّمون الجاهل ويذكِّرون الغافل ويرشدون الضال ، لا يتوقع لهم بائقة ولا يخاف منهم غائلة ، وعندما يموت الواحد منهم تبقى علومه بين الناس موروثة ومؤلفاته وأقواله بينهم متداولة ، منها يفيدون وعنها يأخذون وهو في قبره تتوالى عليه الأجور ويتتابع عليه الثواب ، وقديماً كانوا يقولون "يموت العالم ويبقى كتابه " بينما الآن صوت العالم يبقى مسجَّلاً في الأشرطة المشتملة على دروسه العلمية ومحاضراته النافعة وخطبه القيِّمة ؛ فينتفع بها أجيال لم يعاصروه ولم يُكتب لهم لقيُّه ، ومن يساهم في طباعة الكتب النافعة ونشر المؤلفات المفيدة وتوزيع الأشرطة العلمية والدعوية فله حظٌّ وافر من ذلك الأجر إن شاء الله.

 ثانياً : إجراء النهر ؛ والمراد : شق جداول الماء من العيون والأنهار لكي تصل المياه إلى أماكن الناس ومزارعهم ؛ فيرتوي الناس ، وتُسقى الزروع ، وتشرب الماشية ، وكم في مثل هذا العمل الجليل والتصرف النبيل من الإحسان للناس والتنفيس عنهم بتيسير حصول الماء الذي به تكون الحياة بل هو أهم مقوِّماتها ، ويلتحق بهذا مدُّ الماء عبر الأنابيب إلى أماكن الناس ، وكذلك وضع برادات الماء في طرقهم ومواطن حاجاتهم .

ثالثاً : حفر الآبار ؛ وهو نظير ما سبق ، وقد جاء في السنة عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ((بَيْنَا رَجُلٌ بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ ، فَقَالَ الرَّجُلُ : لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ مِنِّي ، فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلَا خُفَّهُ مَاءً فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ ، قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّه وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ لَأَجْرًا ؟ فَقَالَ فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ )) [2] . فكيف إذاً بمن حفر البئر وتسبَّب في وجودها حتى ارتوى منها خلقٌ وانتفع بها كثيرون .

رابعاً : غرسُ النخل ؛ ومن المعلوم أن النخل سيد الأشجار وأفضلها وأنفعها وأكثرها عائدةً على الناس ، فمن غرس نخلاً وسبَّل ثمره للمسلمين فإن أجره يستمر كلَّما طعِم من ثمره طاعم ، وكلما انتفع بنخله منتفع من إنسان أو حيوان ، وهكذا الشأن في غرس كل ما ينفع الناس من الأشجار ، وإنما خُصَّ النخل هنا بالذكر لفضله وتميزه .

خامساً : بناء المساجد التي هي أحب البقاع إلى الله والتي أذِن الله جل وعلا أن تُرفع ويُذكَر فيها اسمه ، وإذا بُني المسجد أقيمت فيه الصلاة وتُلي فيه القرآن وذُكر فيه الله ونشر فيه العلم واجتمع فيه المسلمون إلى غير ذلك من المصالح العظيمة ، ولِبانيه أجرٌ في ذلك كله ؛ عن عثمان ابن عفان رضي الله عنه قال سمعتُ النبي صلى الله عليه وسلم يقول : ((مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ )) [3].

سادساً : توريث المصحف ؛ وذلك يكون بطباعة المصاحف أو شرائها ووقفها في المساجد ودور العلم حتى يستفيد منها المسلمون ، ولواقفها أجرٌ عظيم كلما تلا في ذلك المصحف تالٍ ، وكلما تدبر فيه متدبر ، وكلما عمل بما فيه عامل .

سابعاً : تربية الأبناء وحسن تأديبهم والحرص على تنشئتهم على التقوى والصلاح حتى يكونوا أبناءً بررة وأولاداً صالحين ؛ فيدعون لأبويهم بالخير ويسألون الله لهم الرحمة والمغفرة ؛ فإنَّ هذا مما ينتفع به الميت في قبره.

وقد ورد في الباب في معنى الحديث المتقدم ما جاء عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ : عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ ، وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ ، وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ ، أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ ، أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ ، أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ ، أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ )) [4] .

وعن أبي أمامة الباهلي رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال : ((أَرْبَعَةٌ تَجْرِي عَلَيْهِمْ أُجُورُهُمْ بَعْدَ الْمَوْتِ : مَنْ مَاتَ مُرَابِطًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ ، وَمَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أُجْرِيَ لَهُ أَجْرُهُ مَا عُمِلَ بِهِ ، وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَجْرُهَا يَجْرِي لَهُ مَا جَرَتْ، وَرَجُلٌ تَرَكَ وَلَدًا صَالِحًا فَهُوَ يَدْعُو لَهُ )) [5] .

وعن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ((إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ : إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ )) [6] .

وقد فسَّر جماعة من أهل العلم الصدقة الجارية بأنها الأوقاف ؛ وهي أن يحبَّس الأصل وتسبَّل منفعته . وجُلُّ الخصال المتقدِّمة داخلة في الصدقة الجارية .

وقوله في الحديث (( أو بيتاً لابن السبيل بناه )) فيه فضل بناء الدور ووقفها لينتفع بها المسلمون سواءً ابن السبيل أو طلاب العلم أو الأيتام أو الأرامل أو الفقراء والمساكين ، وكم في هذا من الخير والإحسان .

وقد تحصَّل بما تقدم جملة من الأعمال المباركة إذا قام بها العبد في حياته جرى له ثوابها بعد الممات ، وقد نظمها السيوطي رحمه الله في أبيات فقال :

إذا مَاتَ ابنُ آدم لَيْسَ يجرِي
        عَليه مِن فِعَــــالٍ غيرُ عَشْرِ
علوم بثَّها ، ودعــاءُ نَجْلٍ
        وغَرْسُ النَّخلِ ، والصدقاتُ تجري
وَوِراثةُ مُصحفٍ ، ورِباطُ ثَغْرٍ
        وحَفْرُ البئرِ ، أو إجراءُ نَهـــرِ
وبيتٌ للغريبِ بَنــاهُ يأوي
        إليه ، أو بِناءُ مَــــحلِّ ذِكْرِ

وقوله (( ورباط ثغر )) شاهده حديث أبي أمامة المتقدم ، وحديث سلمان الفارسي رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى اله عليه وسلم يقول : ((رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ ، وَإِنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِي كَانَ يَعْمَلُهُ وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ وَأَمِنَ الْفَتَّانَ )) [7] أي ينمو له عمله إلى يوم القيامة ويأمن من فتنة القبر .

ونسأل الله جل وعلا أن يوفقنا لكل خير ، وأن يعيننا على القيام بأبواب الإحسان ، وأن يهدينا سواء السبيل .

********


----------------------

[1] رواه البزار (كشف الأستار ) (149) وحسنه الألباني رحمه الله في (صحيح الجامع) (3602) .
[2] رواه البخاري (2466) ، ومسلم (2244).
[3] رواه البخاري (450) ، ومسلم (533) .
[4] رواه ابن ماجه (242) وحسنه الألباني رحمه الله في (صحيح سنن ابن ماجه) (198) .
[5] رواه أحمد (5/ 260 - 261) والطبراني (7831) وحسنه الألباني رحمه الله في (صحيح الجامع) (877) .
[6] رواه مسلم (1631) .
[7] رواه مسلم (1913) .

email-white sharing button
sms-white sharing button
facebook-white sharing button
twitter-white sharing button
telegram-white sharing button
whatsapp-white sharing button
telegram sharing button
whatsapp sharing button

-------------

Banyak orang salah mengartikan makna hadits berikut ini, dengan adanya salah penafsiran tersebut mereka mudah meng haramkan atau mensesatkan amalan-amalan orang hidup yang ditujukan pahalanya untuk orang yang mati.


Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad:

عَنْ أبِى هُرَيْرَة (ر) أنَّ رَسُول الله .صَ. قَالَ: إذَا مَاتَ الإنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: 

صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَووَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ (رواه ابو داود) 


“Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”.

Golongan pengingkar berkata: Kata-kata ingata’a amaluhu (putus amalnya) pada hadits tersebut menunjukkan bahwa amalan-amalan apapun kecuali yang tiga itu tidak akan sampai pahalanya kepada mayyit !

Pikiran seperti itu adalah tidak tepat, karena sebenarnya yang dimaksud hadits tersebut sangat jelas bahwa tiap mayit telah selesai dan putus amal- nya, karena ia tidak diwajibkan lagi untuk beramal. Tetapi ini bukan berarti putus pengambilan manfaat dari amalan orang yang masih hidup untuk si mayit itu. Juga tidak ada keterangan dalam hadits tersebut bahwa si mayyit tidak dapat menerima syafa’at, hadiah bantuan do’a dan sebagainya dari orang lain selain dari anaknya yang sholeh. Tidak juga berarti bahwa si mayit tidak bisa berdo’a untuk orang yang masih hidup. Malah ada hadits Rasul- Allah saw. bahwa para Nabi dan Rasul masih bersembah sujud kepada Allah swt. didalam kuburnya.

Dalam syarah Thahawiyah halaman 456 disebutkan: bahwa dalam hadits tersebut tidak dikatakan ingata’a intifa’uhu (terputus keadaannya untuk memperoleh manfaat) hanya disebutkan ingata’a amaluhu (terputus amal- nya). Adapun amalan orang lain maka itu adalah milik orang yang mengamal kannya, jika dia menghadiahkannya kepada si mayit, maka akan sampailah pahala orang yang mengamalkan itu kepadanya. Jadi yang sampai itu adalah pahala orang yang mengamalkan bukan pahala amal si mayit itu.

Banyak hadits Nabi saw. yang berarti bahwa amalan-amalan orang yang hidup bermanfaat bagi si mayit diantaranya ialah do’a kaum muslimin untuk si mayit pada sholat jenazah dan sebagainya (baca keterangan sebelumnya) yang mana do’a ini akan diterima oleh Allah swt., pelunasan hutang setelah wafat, pahala haji, pahala puasa dan sebagainya (baca haditsnya dihalaman selanjutnya) serta do’a kaum muslimin untuk sesama muslimin baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat sebagaimana yang tercantum pada ayat Ilahi Al-Hasyr.10 .

Begitu juga pendapat sebagian golongan yang mengikat hanya do’a dari anak sholeh saja yang bisa diterima oleh Allah swt. adalah pikiran yang tidak tepat baik secara naqli (nash) maupun aqli (akal) karena hal tersebut akan bertentangan juga dengan ayat ilahi dan hadits-hadits Nabi saw. mengenai amalan-amalan serta do’a seseorang yang bermanfaat bagi si mayit maupun bagi yang masih hidup.

Mengapa dalam hadits ini dicontohkan do’a anak yang sholeh karena dialah yang bakal selalu ingat pada orang tuanya dimana orang-orang lain telah melupakan ayahnya. Sedangkan anak yang tidak pernah atau tidak mau mendo’akan orang tuanya yang telah wafat itu berarti tidak termasuk sebagai anak yang sholeh.

Dari anak sholeh ini si mayit sudah pasti serta selalu (kontinu) menerima syafa’at darinya. Begitulah yang dimaksud makna dari hadits ini, dengan demikian hadits ini tidak akan berlawanan/berbenturan maknanya dengan hadits-hadits lain yang menerangkan akan sampainya pahala amalan orang yang masih hidup (penebusan hutang, puasa, haji, sholat dan lain-lain) yang ditujukan kepada simayit. Begitu juga mengenai amal jariahnya dan ilmu yang bermanfaat selama dua hal ini masih diamalkan oleh manusia yang masih hidup, maka si mayit selalu (kontinu) menerima juga syafa’at darinya.

Kalau kita tetap memakai penafsiran golongan pengingkar yang hanya mem- batasi do'a dari anak sholeh yang bisa sampai kepada mayyit, bagaimana halnya dengan orang yang tidak mempunyai anak? Apakah orang yang tidak punya anak ini tidak bisa mendapat syafa'at/manfaat do'a dari amalan orang yang masih hidup? Bagaimana do’a kaum muslimin pada waktu sholat jenazah, apakah tidak akan sampai kepada si mayyit? Sekali lagi penafsiran dan pembatasan hanya do'a anak sholeh yang bermanfa’at bagi si mayyit adalah tafsiran yang salah, karena bertentangan dengan hadits-hadits shohih mengenai amalan-amalan orang hidup yang bermanfaat buat si mayyit.

Dalam Al-Majmu’ jilid 15/522 Imam Nawawi telah menghikayatkan ijma’ ulama bahwa ‘sedekah itu dapat terjadi untuk mayyit dan sampai pahalanya dan beliau tidak mengaitkan bahwa sedekah itu harus dari seorang anak ’. 

Hal yang serupa ini juga diungkapkan oleh Syaikh Bakri Syatha Dimyati dalam kitab I’anatut Thalibin jilid 3/218: ‘ Dan sedekah untuk mayyit dapat memberi manfaat kepadanya baik sedekah itu dari ahli warisnya ataupun dari yang selainnya’

Juga hadits-hadits Nabi saw. mengenai hadiah pahala Qurban diantaranya yang diriyayatkan oleh Muslim dari Anas bin Malik ra:

عَنْ أنَسِ (ر) عَنْ عَلِىّ (كَرَّمَهُ اللهُ وَجْهَه) اَنَّهُ كَانَ يُضَحِّى بِكَبْشَيْنِ اَحَدُهُمَا عَنِ النَّبِى.صَ.

وَالآخَرُ عَنْ نََفْسِهِ فَقِيْلَ لَهُ فَقَالَ اَمَرَنِي ِبهِ يَعْنِى النَّبِى اَدَعُهُ اَبَدًا. 


“Dari Anas bahwasanya Ali kw. berkorban dengan dua ekor kambing kibas. Yang satu (pahalanya) untuk Nabi Muhammad saw.dan yang kedua (pahalanya) untuk beliau sendiri. Maka ditanyakanlah hal itu kepadanya (Ali kw.) dan beliau menjawab : ‘Nabi saw.memerintahkan saya untuk melakukan hal demikian maka saya selalu memperbuat dan tidak meninggalkannya‘ ”. (HR Turmudzi).

Aisyah ra mengatakan bahwasanya Rasulallah saw. menyuruh didatangkan seekor kibas untuk dikorbankan. Setelah didatangkan beliau saw. berdo’a :


بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ اُمَّةِ مُحَمَّدٍ ثُمَّ ضَحَّى بِهِ 


“Dengan nama Allah ! Ya, Allah terimalah (pahala korban ini) dari Muhamad, keluarga Muhamad dan dari ummat Muhammad ! Kemudian Nabi menyembelihnya”. (HR. Muslim)

Begitu juga hadits yang senada diatas dari Jabir ra yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan Turmudzi yang menerangkan bahwa ia pernah shalat 'Iedul Adha bersama Rasulallah saw., setelah selesai shalat beliau di- berikan seekor domba lalu beliau menyembelihnya seraya mengucapkan: 

“Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, Ya Allah, kurban ini untukku dan untuk umatku yang belum melakukan qurban”.

Tiga hadits diatas ini menunjukkan hadiah pahala korban dari Sayyidina Ali kw untuk dirinya dan untuk Nabi saw., begitu juga pahala korban dari Nabi saw. untuk diri beliau saw., para keluarganya dan bahkan untuk segenap ummatnya. Hadits-hadits ini malah membolehkan hadiah pahala amalan yang ditujukan kepada orang yang masih hidup yang belum sempat ber- qurban, padahal orang yang hidup itu masih bisa beramal sendiri didunia ini. 

Imam Nawawi dalam syarah Muslim jilid 8/187 mengomentari hadits diatas ini dengan katanya: ‘Diperoleh dalil dari hadits ini bahwa seseorang boleh berkorban untuk dirinya dan untuk segenap keluarganya serta menyatukan mereka bersama dirinya dalam hal pahala. Inilah madzhab kita dan madzhab jumhur’.

Juga pengarang kitab Bariqatul Muhammadiyah mengkomentari hadits diatas tersebut dengan katanya; “Do’a Nabi saw. itu menunjukkan bahwa Nabi menghadiahkan pahala korbannya kepada ummatnya dan ini merupa- kan pengajaran dari beliau bahwa seseorang itu bisa memperoleh manfaat dari amalan orang lain. Dan mengikuti petunjuk beliau saw. tersebut berarti berpegang dengan tali yang teguh”.

Juga sepakat kaum muslimin bahwa membayarkan hutang dapat menggugur kan tanggungan mayyit walaupun pembayaran tersebut dilakukan oleh orang yang lain yang bukan dari keluarga mayyit. Hal yang demikian ini ditunjukkan oleh Abi Qatadah dimana beliau menanggung hutang seorang mayyit sebesar dua dinar. Tatkala beliau telah membayarkan yang dua dinar itu Nabi saw. bersabda: ‘Sekarang bisalah dingin kulitnya’. (HR. Imam Ahmad).

Begitupun juga tidak ada dalil jelas yang mengatakan pembacaan Al-Qur’an tidak akan sampai pada si mayit. Jadi dengan banyaknya hadits dari Nabi saw. mengenai sampainya pahala amalan atau manfaat do’a untuk si mayit bisa dipakai sebagai dalil sampainya juga pahala pembacaan Al-Qur’an pada si mayit. Sayang sekali kalau hal ini kita remehkan dan tinggalkan, karena Rahmat dan Karunia Ilahi tidak ada batasnya.

-------------

Dengan demikian biaya sangat kami perlukan untuk berlangsungnya pembangunan.
untuk itu kami mengajak kepada Segenap Kaum Muslimin untuk menyisihkan sedikit hartanya dalam Proses Pembangunan Ponpes yang akan di gunakan untuk sarana Menuntut Ilmu Calon Para Santri2 yang kelak akan menjadi Da'i-da'i Rabbani. Aamiin....


ISI MATERI ISLAMI

BULAN GERHANA

Tempat Tinggal Kita Bumi Bumi merupakan planet ketiga terdekat dari Matahari, dan sejauh yang diketahui sebagai satu-satunya yang dihuni mak...

DAFTAR MATERI ISLAMI AL MAHDI